HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Rusia, Vladimir Putih menyebut dengan tegas bahwa Israel lah yang telah merampas tanah milik Palestina. Hal itu yang kemudian menjadi konflik berkepanjangan.

Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Putin dalam sebuah acara bernama forum Pekan Energi Rusia di Moskow, Kamis (12/10) waktu setempat.

Sebelumnya diketahui, saat ini ketegangan konflik Israel dengan Palestina sedang meningkat, kedua negara saling menyerang satu sama lain, sehingga memakan lebih dari 2000 korban meninggal dunia.

Terutama untuk Palestina, serangan brutal Israel dalam beberapa hari terakhir ini menyebabkan lebih dari 1400 orang meninggal dunia.

Kementerian Kesehatan Gaza menyebut bahwa, dari jumlah korban tewas tersebut, lebih dari 60 persennya adalah anak-anak dan wanita.

Kondisi Palestina saat ini mengetuk hati seorang Vladimir Putin, ia mengerti betul bagaimana penderitaan Palestina.

“Isu Palestina adalah inti dari setiap orang di kawasan ini (red-Timur Tengah). Ya saya percaya bahwa dalam hati setiap orang yang memeluk Islam,” ungkap Putin, seperti dikutip Holopis.com dari Anadolu Agency, Jumat (13/10).

“Segala sesuatu yang terjadi, tidak hanya sekarang, tetapi selama beberapa dekade, dianggap sebagai manifestasi dari Palestina. Ketidakadilan meningkat ke tingkat yang tidak terpikirkan,” sambungnya.

“Selain itu, sebagian dari tanah yang selama ini dianggap oleh warga Palestina sebagai milik asli Palestina, diambil alih oleh Israel, pada waktu yang berbeda dan dengan cara yang berbeda, namun sebagian besar, tentu saja, dengan bantuan kekuatan militer,” tambahnya.

Sebagai informasi, kondisi Gaza Palestina saat ini semakin mengkhawatirkan seiring dengan terus bertambahnya jumlah korban jiwa akibat serangan Israel.

Rumah Sakit yang tersedia dikabarkan sudah penuh, korban luka hingga korban meninggal dunia pun sampai harus diletakan di luar Rumah Sakit itu sendiri.

Bahkan, keadaan itu diperparah dengan diputusnya aliran air, listrik hingga jalur bantuan untuk Palestina oleh Israel.

Sektor hubungan internasional pun tergoyahkan saat ini, hingga menimbulkan pro dan kontra secara masif di seluruh negara.