“Yang berbahaya itu hoaks dan ujaran kebencian, yang perlu disikapi dan diantisipasi sehingga negara kita harus tetap aman damai,” kata Fernando.

Ia mengingatkan kepada para elite dan tim sukses pemenangan agar mengedepankan adu argumentasi gagasan kepemimpinan dalam pertarungan politik elektoral, jangan mengedepankan sentimen perasaan hingga memicu perpecahan.

“Karena pemilu harusnya beradu argumen, program dan gagasan tanpa harus membuat sesama bermusuhan dan antarkita bertikai. Pemilu itu hanya 5 tahunan dan jangan kita rusak dengan hoaks dan ujaran kebencian, karena daya rusaknya tidak hanya 5 tahun tapi bisa bertahun-tahun,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, pegiat media sosial Darmansyah memberikan saran kepada masyarakat agar mengecek sumber informasi yang mereka dapat. Ketika itu bersumber dari platform atau akun yang tidak jelas validitasnya, maka jangan pernah memberikan reaksi apalagi ikut menyebarluaskan.

“Untuk memutus hoaks dan ujaran kebencian di media sosial, ya kita sebagai pengguna media sosial jangan ikut menyebarkan. Kecuali berasal dari media terkonfirmasi atau resmi dan tim pemenangan,” kata pria yang karib disapa Gus Dar itu.

Terakhir, ia pun mengingatkan juga bahwa hoaks dan ujaran kebencian adalah sesuatu yang sangat berbahaya khususnya dalam konteks pemilu. Bahaya ini adalah terkait dengan persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia.

“Yang penting jangan membuat hoaks yang bisa memecah belah dan memicu pertikaian yang sangat besar,” pungkasnya.