Bahkan yang menjadi unik menurut Mahfud, nominal korupsi di era pemerintah Orba dengan pemerintahan saat ini juga sangat tinggi disparitasnya.
“Mengapa zaman orba korupsinya sedikit sudah dibilang besar, kok sekarang korupsinya besar malah tenang-tenang saja. Kalau zaman pak Harto puluhan miliar saja sudah dianggap parah, sekarang ratusan miliar biasa dan terjadi meluas baik di pusat maupun di daerah,” sambungnya.
Oleh sebab itu, ia memandang bahwa demokrasi saat ini perlu diperbaiki secara fundamental. Jangan sampai demokrasi transaksional yang dijalankan degan model oligarki terus-terusan berjalan.
“Kenapa tdk berlaku (demokratisasi), karena demokrasi itu berjalan di awal lalu memasuki beberapa periode berbalik ke oligarki. Namanya demokrasi, praktiknya oligarki,” ucap Mahfud,
Sehingga dengan demikian, ia memberikan pesan agar demokrasi yang ada di Indonesia harus dibenahi, yakni dengan memilih pemimpin yang mampu menindaklanjuti masalah pelik negara ini.
“Makanya pemilu yang akan datang harus diselenggarakan secara sehat dan bermartabat. Langsung, umum, bebas dan rahasia. Setiap orang milih sendiri, berlaku umum, langsung dan rahasia, lalu harus jujur dan adil juga,” tandasnya.