HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktur eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah Putra memberikan kritikan kepada PSI (Partai Solidaritas Indonesia) usai menetapkan Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum yang baru menggantikan Giring Ganesha Djumaryo.
“PSI terkesan ingin membangun identitas sebagai partai gimmick, mendahulukan sensasi politis dibanding menguatkan politik substansial yang sejak awal dikesankan sebagai partai baru dan melawan hegemoni partai-partai lama,” kata Dedi saat dihubungi Holopis.com, Senin (26/9).
Bahkan dengan menetapkan Kaesang yang notabane adalah orang awam di bidang politik dan terbilang baru untuk bergabung dengan PSI, maka publik sangat wajar jika mereka melihat partai berlambang bunga mawar itu sudah kehilangan jati dirinya.
“Nuansa substansial itu kian luruh, kondisi ini membuat PSI tidak miliki identitas yang tegas, mereka hanya jadi partai yang jadi bahan tertawaan partai lama,” ujarnya.
Jika tujuannya untuk melakukan pendidikan politik yang baik, PSI seharusnya memilih kader-kader terbaiknya untuk mengisi kursi Ketua Umum, bukan orang yang baru bergabung dan minim pengalaman, khususnya di bidang politik.
“Soal kemapanan Kaesang dalam hal kapasitas, rasanya masih cukup jauh,” tuturnya.
Kalaupun diminta menilai siapa yang seharusnya paling cocok menjadi Ketua Umum, Dedi menilai jika Raja Juli Antoni adalah sosok yang paling tepat ketimbang Kaesang. Apalagi, Raja Juli adalah salah satu orang yang ada sejak partai tersebut didirikan. Ditambah lagi ia pernah menjabat sebagai Sekjen di era kepemimpinan Grace Natalie.
Apalagi saat ini, Raja Juli Antoni pun dipercaya Presiden Joko Widodo menjadi Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
“Tokoh paling tepat dan mungkin satu-satunya saat ini yang punya kapasitas kepemimpinan untuk PSI adalah Raja Juli Antoni. Juli adalah tokoh
muda, intelektual dan punya jaringan cukup kuat juga,” pungkasnya.