HOLOPIS.COM, JAKARTA – Anies Baswedan mengklaim dirinya sebagai orang paling sukses untuk menutup aksi prostitusi yang diduga terjadi di Hotel Alexis di daerah Jakarta Utara.
Meskipun saat ini hotel tersebut sudah berganti nama, mantan Gubernur DKI Jakarta yang terlibat dalam kasus korupsi Formula E itu menganggap dirinya bisa menutup Alexis tanpa keributan.
“Contoh di Jakarta dulu ada tempat, tempat itu dulu diprotes, didemo supaya ditutup. Namanya Alexis. Didemo bertahun-tahun, diprotes bertahun-tahun, semuanya protes tidak pernah bisa ditutup,” kata Anies pada Minggu (18/9) seperti dikutip Holopis.com.
Namun, dengan kekuasaan mantan menteri yang dipecat oleh Presiden Jokowi tersebut, dirinya sesumbar bahwa pemilik hotel Alexis tidak berkutik atas tanda tangannya.
“Kemudian terjadi pergantian kepemimpinan, apa yang terjadi, tempat itu ditutup dengan selembar kertas dan satu tandatangan,” umbarnya.
“Tidak perlu pengerahan masa tidak perlu marah marah, cukup dengan selembar kertas, satu tandatangan. Itu namanya kewenangan,” sambungnya.
Oleh karena itu, Anies pun mengaku saat ini sangat membutuhkan kewenangan untuk menjalankan konsep yang diklaimnya sebagai perubahan.
“Perubahan itu ada urutannya, misi kita melakukan perubahan. Caranya yaitu harus punya kewenangan. Kewenangan didapat lewat pemilihan. Partainya apa? Capres siapa, cawapres siapa?. Lewat pemilih yang kita pilih. Sesudah pemilihan baru dapat kewenangan. Dan kewenangan bisa bikin perubahan,” tutupnya.