Terlebih kata Mirah, dirinya yang mengklaim sebagai Presiden ASPEK Indonesia definitif telah melayangkan surat keberatan kepada Presiden KSPI Said Iqbal melalui surat resmi tentang rencana Kongres yang disebutnya abal-abal itu.
“Rencana kongres ‘abal-abal’ yang diadakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dan tidak berhak mengatasnamakan dan menggunakan nama dan lambang organisasi serta kop surat ASPEK Indonesia, sesungguhnya telah diberitahukan melalui surat resmi ASPEK Indonesia kepada Presiden KSPI. Surat ASPEK Indonesia yang ditandatangani oleh Mirah Sumirat sebagai Presiden dan Sabda Pranawa Djati sebagai Sekretaris Jenderal, tertanggal 31 Agustus 2023 Nomor: 129.1/DPP/ASPEK/VIII/2023, Perihal: Pemberitahuan Adanya Kongres VIII ASPEK Indonesia yang ILEGAL, ditujukan dan dikirim langsung melalui pesan WhatsApp ke Pimpinan KSPI dan Pimpinan Federasi Serikat Pekerja Afiliasi KSPI,” ungkapnya.
Atas dasar itu, Mirah Sumirat menyatakan sangat sakit hati dengan sikap Presiden KSPI sekaligus Presiden Partai Buruh yang telah mengabaikan surat resminya itu, serta lebih mendukung Kongres VIII ASPEK Indonesia abal-abal tersebut.
“Kehadiran Said Iqbal dalam Kongres ‘abal-abal’ yang ilegal, baik sebagai Presiden KSPI maupun sebagai Presiden Partai Buruh, telah melukai hati dan menimbulkan ketidakkepercayan anggota ASPEK Indonesia terhadap KSPI dan Partai Buruh,” ucapnya.
Oleh sebeb itu, Mirah menuding bahwa Said Iqbal bukan sosok pemersatu buruh dan tengah bekerja membela kepentingan buruh, melainkan sebagai pion propaganda politik semata.
“Semua jargon perjuangan kelas pekerja yang diteriakkan Said Iqbal menjadi hanya sebagai sebuah propaganda politiknya saja,” pungkas Mirah Sumirat.