HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bendahara Umum DPP Partai NasDem, Ahmad Sahroni bersemangat untuk mendatangi Bareskrim Polri. Kedatangannya terkait dengan tidak terimanya atas statemen Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebut bahwa ada perjanjian antara Anies dan AHY untuk mendeklarasikan mereka awal September sebagai pasangan Capres-Cawapres untuk Pilpres 2024.
Rencananya, Sahroni memang ingin mempolisikan SBY ke Bareskrim hari ini.
“Omongan itu saya kataka nggak ada, tapi Pak SBY meminta deklarasi tanggal 3 September itu benar. Jadi apa yang disampaikan Pak SBY sebenarnya itu adalah bohong belaka,” kata Ahmad Sahroni di Bareskrim Polri seperti dikutip Holopis.com, Senin (4/9).
Ditegaskan Sahroni, pertemuan antara Anies dan SBY di Cikeas juga disaksikan langsung olehnya. Dirinya sama sekali tidak mendengar ada pembicaraan bahwa Anies dan AHY akan dideklarasikan awal September. Pembicaraannya hanya sebatas nostalgia SBY waktu pertama kali nyapres tahun 2004 silam.
“Selama 2 jam saya di dalam ruangan itu, adalah menerima cerita tentang apa yang menjadi pengalaman Pak SBY selama memulai proses sebagai Capres 2004,” jelasnya.
Sayangnya, rencana itu dibatalkan meskipun dirinya sudah terlanjut sampai di Bareskrim. Hal ini karena ia mendapatkan telepon langsung dari Ketua Umum NasDem, Surya Paloh untuk tidak melanjutkan niatnya itu.
“Saya nih sebenarnya sudah siap melaporkan, tapi tadi perintah Ketua Umum untuk tidak boleh melaporkan yang bersangkutan,” ujarnya.
Selain Surya Paloh, Sahroni yang juga Wakil Ketua Komisi III DPR RI tersebut mengaku mendapatkan pesan instan Whatsapp dari Anies Baswedan. Isinya juga sama, yakni melarang dirinya melaporkan SBY ke Bareskrim Polri.
“Kebetulan tadi Pak Anies juga me-Whatsapp saya untuk meminta juga yang sama,” terangnya.
