HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, bahwa transisi energi merupakan tantangan yang tidak mudah untuk dihadapi.
Namun di sisi lain, transisi energi juga disebut Luhut menjadi peluang besar bagi ASEAN untuk menjadi kawasan dengan perekonomian kuat. Hal itu disampaikan Luhut dalam acara pembukaan The ASEAN Business and Investment Summit (ABIS) 2023.
“Transisi energi adalah tantangan dan peluang bagi ASEAN, yang menyiratkan transformasi seutuhnya dalam memproduksi, mengonsumsi, dan mengalokasikan sumber daya,” jelas Luhut dalam acara tersebut yang dikutip Holopis.com, Minggu (3/9).
Luhut mengatakan, eergi terbarukan, kendaraan listrik, penyimpanan energi, critical minerals, dan carbon offset merupakan peluang dalam transisi energi yang perlu mendapat perhatian.
Menurutnya, ASEAN baik dari pihak swasta maupun pemerintah perlu lebih banyak kolaborasi. Dalam hal ini, pihak swasta mengisi kekosongan dalam hal pendanaan bagi proyek yang dijalankan. Sedangkan pihak pemerintah berperan dalam hal kebijakan.
“Untuk memanfaatkan peluang ekonomi yang sangat besar di ASEAN, kita tidak dapat melakukannya sendiri. Mengandalkan dana publik saja tidak akan cukup untuk mempercepat upaya kita atau membiayai semua proyek kita secara memadai. Kami yakin potensi ekonomi ASEAN akan dapat kita lihat di tahun-tahun mendatang,” katanya.
Luhut menuturkan, negara-negara ASEAN mempunyai potensi besar untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Menurutnya, kerja sama yang kuat antara pemerintah dan dunia usaha, dapat mewujudkan visi sentralitas ASEAN.
“ASEAN Indonesia 2023 akan menjadi katalisator untuk memfasilitasi investasi yang saling menguntungkan dan berkelanjutan peluang di negara-negara ASEAN. Kami akan terus memperjuangkan kolaborasi, menghilangkan hambatan, dan menciptakan lingkungan kondusif bagi kemintraan dan kemajuan ASEAN,” pungkasnya.