HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sobat Holopis pasti sudah tidak asing lagi mendengar kata ASMR. Apa hal pertama yang terbenak di pikiran kalian semua ketika mendengar kata ASMR?

Kebanyakan orang berpikir bahwa ASMR hanya sekadar aksi berbisik di depan mic. Padahal, bukan seperti itu lho!

Perlu sobat Holopis ketahui, ASMR merupakan singkatan dari ‘autonomous sensory meridian response’. Pada dasarnya, ASMR menggambarkan sensasi yang bisa dirasakan seseorang melalui rangsangan tertentu, termasuk suara, visual, atau bahkan interaksi dekat dengan orang lain.

Beberapa orang mengartikan sensasi ini sebagai perasaan ketenangan yang meluas dari kulit kepala dan merambat secara perlahan ke seluruh tubuh.

Nah, sensasi itulah yang mampu memicu perasaan “tingly” dan menciptakan perasaan rileks. Maka dari itu, secara tidak disadari biasanya kita merasa ngantuk saat menyaksikan atau mendengarkan ASMR baik itu video maupun audio.

Dikutip Holopis.com dari Healthline, Rabu (30/8), konsep ASMR adalah dengan melakukan serangkaian aktivitas di depan mic dengan sensitivitas tinggi.

Beberapa aktivitas tersebut yakni seperti berbisik atau berbicara lembut, melakukan ketukan atau garukan, menggerakan tangan mendekati kamera, melakukan roleplay makeup, salon, dan lainnya.

Sebuah studi menyatakan, ASMR dapat memicu pelepasan hormon saraf tertentu dalam otak. Hormon saraf seperti dopamin, oksitosin, dan endorfin diyakini memiliki hubungan erat dengan sensasi ini.

Dalam hal itu, tidak hanya bikin rileks saja, ASMR dipercaya mampu membuat seseorang tidur lebih nyaman, menciptakan konsentrasi dan menaikkan mood.