HOLOPIS.COM, JAKARTA – Baru-baru ini, maskapai penerbangan Air Seychelles dengan tujuan Israel terpaksa harus melakukan pendaratan darurat di negara minyak, Arab Saudi, pada Senin (28/8).
Penerbangan komersial yang membawa 128 penumpang Israel itu, mengalami masalah teknis sehingga harus melakukan pendaratan tak terjadwal di Arab Saudi. Beruntung, para penumpang berhasil selamat semuanya.
Berdasarkan informasi beredar yang berhasil dirangkumkan Holopis.com, Rabu (30/8), setelah pendaratan darurat, para penumpang yang berasal dari Israel itu lalu bermalam di sebuah hotel yang terletak di Bandara Jeddah.
Adapun, penerbangan alternatif dijadwalkan akan lepas landas ke Israel pada Selasa pagi. Mendapat perlakuan dan sambutan hangat dari Saudi, Benjamin Netanyahu selaku Perdana Menteri Israel berterima kasih dan mengapresiasi pemerintah Saudi.
Selain itu, Benjamin juga mengatakan bahwa ia sangat senang karena semua penumpang dalam pendaratan darurat tersebut, bisa pulang ke rumah dengan selamat. Tak hanya itu, Perdana Menteri Israel juga menyebutkan sangat menghargai hubungan bertetangga yang baik dengan Arab.
Perlu diketahui, pada tahun lalu terdapat tiga maskapai penerbangan asal Israel yang sudah diperbolehkan Arab Saudi untuk terbang di atas wilayah udaranya. Negara minyak itu juga, akan mengizinkan perusahaan asing lainnya untuk mengoperasikan penerbangan mereka ke Israel melalui wilayah udaranya.
Meski begitu, Faisal bin Farhan selaku Menteri Luar Negeri Saudi menegaskan bahwasanya keputusan pembukaan wilayah udara tersebut, sama sekali tidak berkaitan dengan upaya untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Hal ini karena, Arab Saudi telah berulang kali menyatakan tidak akan menormalisasi segala bentuk hubungan dengan Israel, hingga permasalahannya dengan Palestina berakhir.