HOLOPIS.COM, JAKARTA – Baru-baru ini China mengumumkan larangan menyeluruh atas semua produk makanan laut dari Jepang, hal ini dilakukan sebagai respons atas keputusan Tokyo untuk membuang limbah air PLTN ke laut. Pembuangan limbah nuklir tersebut telah dimulai sejak, Kamis (24/8) kemarin.
Mendengar keputusan tersebut, Perdana Menteri Fumio Kishida telah meminta agar China segera mencabut larangan impor produk seafood dan mengupayakan diskusi mengenai dampak pelepasan air limbah tersebut, berdasarkan pengetahuan.
Meski begitu, China tetap menegaskan penolakannya dan mengatakan bahwa pemerintah Jepang belum membuktikan bahwa apakah air yang dibuang itu aman, atau tidak.
Tak mau tinggal diam, menanggapi hal tersebut Jepang juga mengkritik China karena menyebarkan klaim yang tidak berdasar secara ilmiah.
Adapun Jepang telah memastikan bahwa pelepasan air limbah PLTN telah aman. Selain itu, mereka juga memastikan bahwa Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyimpulkan bahwa dampak yang akan ditimbulkan terhadap manusia dan lingkungan dapat diabaikan.
Berdasarkan berbagai sumber informasi beredar yang berhasil dirangkumkan Holopis.com, Jumat (25/8), Jepang mengekspor produk laut senilai 600 juta dolar US ke China pada 2022, hal inilah yang menjadikan China menjadi pasar ekspor terbesar bagi Jepang.
Perlu diketahui, saat ini pihak bea cukai China belum memberikan rincian terhadap produk laut tertentu yang terkena dampak larangan tersebut. Pihaknya hanya menegaskan bahwa, pemerintah Beijing sangat khawatir terhadap risiko kontaminasi radioaktif yang terkandung dalam makanan dan produk Jepang.