Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Juan Carlos Tercero, seorang ahli forensik bawah air yang telah mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk membantu para keluarga mencari sanak saudara mereka yang hilang, saat ini tengah dilaporkan menghilang.

Tercero dikabarkan meninggalkan kediamannya pada awal April di kota Tepic, Meksiko Barat dan dilaporkan tidak pernah kembali terlihat sejak saat itu.

Di negara yang penuh dengan kekerasan, dimana rata-rata 25 orang dilaporkan hilang setiap hari, kehilangan seperti ini bukanlah hal yang asing didengar. Namun, yang membuat kasus hilangnya Tercero sangat mengerikan adalah fakta bahwa ia telah mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk mencoba mengatasi krisis ini.

Tercero yang merupakan seorang ahli forensik bawah air telah melakukan perjalanan melintasi Meksiko ke seluruh wilayah untuk memberikan kursus untuk memulihkan sisa-sisa jasad manusia dan bukti lain dari bawah air.

Di negara bagian Nayarit, ia juga mengajar di perguruan tinggi setempat dan membantu kelompok pencarian orang. Tercero juga akan secara resmi bergabung dengan komisi negara yang bertugas menemukan orang hilang.

Namun, nasib orang tidak ada yang tahu, sejak empat bulan dirinya tak terlihat, nama Tercero kini telah bergabung dengan lebih dari 100.000 daftar orang hilang di Meksiko.

“Bukan berarti bahwa hilangnya dia lebih penting dibandingkan yang lain, tetapi jika orang-orang yang melakukan pencarian menghilang, bayangkan ketakutan para ibu atau kelompok lain yang berdedikasi pada pencarian tersebut,” ucap Marisol Madero, seorang teman dan rekan kriminolog yang menjadi juru bicara keluarga Tercero, seperti dikutip Holopis.com, Rabu (23/8).

Menghadapi kelambanan pemerintah, kelompok perempuan saat ini telah menjadi kekuatan pendorong dalam pencarian orang hilang di Meksiko. Mereka melintasi semak belukar dan gurun untuk mencari tanda-tanda anak mereka yang hilang, dan menggali tanah untuk mencari bau jasad yang telah membusuk.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, mereka juga menjadi sasaran kejahatan dan kekerasan. Sejak tahun 2021, setidaknya enam ibu yang tengah mencari anaknya telah dibunuh di seluruh pesosok negeri.

Ketidakmampuan atau ketidakpedulian yang terlihat jelas dalam hal penghilangan orang merupakan hal yang mewabah di Meksiko. Dalam sebuah pernyataannya pada tahun lalu, PBB menemukan bahwa hanya sebagian kecil dari kasus penghilangan paksa yang berujung pada penuntutan.