HOLOPIS.COM, JAKARTA – Miftahuddin Ramly (52) alias Pak Midun, warga Kota Batu, Malang Raya, Jawa Timur tersebut memang tengah menjadi buah bibir masyarakat karena aksinya yang nekat menggowes sepedanya dari Stadion Kanjutuhan Kabupaten Malang menuju Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) di Jakarta.

Ia berangkat dari Malang pada hari Kamis, 3 Agustus 2023 siang. Tidak hanya sekadar mengayuh sepeda, ia juga tampak ditemani oleh sebuah keranda dengan kain hitam bertuliskan “Justice For Kanjuruhan” dan “Football Without Violence”. Termasuk juga ada angka “135” sebagai simbol jumlah korban meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu.

Dikutip dari akun Twitter @panditfootball, saat ini Pak Midun sudah tiba di Jakarta. Pada Minggu malam tadi, ia sudah sampai di kawasan Mampang, Jakarta Selatan.

“Pak Midun sempat terjatuh di kawasan Mampang karena kelelahan dan kondisi sepeda kurang baik, namun pak Midun berada dalam kondisi sehat walafiat,” tulis @panditfootball dikutip Holopis.com, Minggu (13/8).

Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa Pak Midun adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai Staf di Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Batu, Malang Raya, Jawa Timur.

Dalam penjelasannya beberapa waktu yang lalu, Pak Midun berujar bahwa ekspedisinya naik sepeda Malang-Jakarta itu adalah bagian dari pengingat kepada semua stakeholder bahwa insiden di Stadion Kanjuruhan jangan sampai dilupakan.

“Kita tidak boleh melupakan dan tidak mengulangi tragedi pahit itu. Maka dari itu, ekspedisi ini akan melewati sejumlah stadion. Finish-nya di Stadion GBK,” kata Pak Midun.

Mengisi Liburan

Lebih lanjut, aksinya itu hanya sebagai bentuk solidaritas dan empati Pak Midun kepada para korban tragedi Kanjuruhan. Ia ingin agar semua pihak tidak melupakan insiden itu, sekaligus berharap agar tetap ada keadilan bagi para korban.

“Secara biologis saya bukan keluarga korban, tapi secara psikologis itu sangat memukul. Kejadiannya sampai seperti ini kan ya enggak masuk akal,” ucap dia.

Terkait proses hukum yang berjalan di Pengadilan Negeri Malang, Midun tak ingin banyak berkomentar. Namun yang masih membuatnya mengelus dada adalah, ketika angin dianggap sebagai biang kerok dari meninggalnya banyak korban jiwa dalam pertandingan antara Arema FC vs Persebaya itu.

Perjalanan panjang ini dilakukan Midun juga dalam rangka mengisi hari liburnya. Satu yang ingin ia targetkan dalam misi ekspedisi Malang-Jakarta ini, yakni bisa sampai ke GBK Senayan dengan baik.

“Saya enggak membayangkan ketemu Pak Jokowi. Banyak pintu yang harus dilewati. Yang penting misi saya sampai ke Senayan,” katanya.