HOLOPIS.COM, JAKARTA – Belum lama ini Menteri Kebudayaan Lebanon, Mohammad Mortada melarang peredaran film Barbie dari bioskop pada, Rabu (9/8). Pasalnya, Mortada menyebut bahwa film itu telah mempromosikan homoseksualitas, meskipun dalam ceritanya tidak terdapat adegan yang dimaksud.
Larangan penayangan film Barbie di Lebanon ini, juga didukung oleh kelompok bersenjata Syiah Hizbullah yang berkuasa. Sayyed Hassan Nasrallah, selaku pimpinan kelompok itu bahkan telah meningkatkan retorikanya terhadap komunitas LGBT, mengacu pada pidato aturan penafsirannya yang menyerukan hukum mati bagi pelanggar.
Selain itu keputusan Mortada juga mengatakan bahwa, film Barbie dinilai mempromosikan homoseksualitas serta transformasi seksual. Lantaran bertentangan dengan nilai-nilai iman dan moralitas, serta mengurangi pentingnya keluarga.
Meski begitu perlu diketahui berdasarkan informasi yang diperoleh Holopis.com, Kamis (10/8). Lebanon merupakan negara Arab pertama yang mengadakan pekan pride week pada 2017 silam. Negara ini, bahkan dipandang sebagai tempat yang aman bagi komunitas LGBT di Timur Tengah yang konservatif.
Namun, permasalahan tersebut baru-baru ini menjadi fokus yang lebih penting serta memicu ketegangan. Pasalnya, Mawlawi tahun telah mengambil keputusan untuk melarang segala jenis acara yang mempromosikan penyimpangan seksual di Lebanon, atau yang merujuk pada LGBT.
Tidak seperti yang diisukan, film Barbie yang dibintangi Margot Robbie dan Ryan Gosling ini sebenarnya menceritakan petualangan boneka Mattel di dunia nyata dan mengangkat isu kesetaraan gender. Film ini juga telah mencapai miliaran dolar dalam penjualan tiket box office di seluruh dunia, sejak debutnya pada akhir juli lalu.