HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inflasi masih menjadi ancaman serius bagi Indonesia. Pasalnya berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari 90 kota pantauan BPS, seluruhnya mengalami inflasi.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyampaikan, dari 90 kota tersebut, inflasi di 41 kota tercatat masih lebih tinggi dari rata-rata inflasi nasional yang sebesar 3,08 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
“Dari 90 kota IHK, seluruh kota mengalami inflasi secara tahunan dan terdapat 41 kota mengalami inflasi tahunan yang lebih tinggi dari inflasi nasional,” katanya dalam konferensi pers yang dikutip Holopis.com, Selasa (1/8).
Berdasarkan data yang dipaparkan Pudji, inflasi tahunan tertinggi Juli 2023 tercatat di Merauke, yakni mencapai 5,21 persen. Sedangkan inflasi terendah pada tercatat di Gunungsitoli, yakni sebesar 0,50 persen.
Berdasarkan komponennya, Pudji mengatakan bahwa inflasi komponen inti secara tahunan tercatat sebesar 2,43 persen yoy dan memberikan andil paling besar terhadap inflasi, yaitu mencapai 1,57 persen.
Komoditas yang dominan memberikan andil diantaranya tarif kontrak rumah, sewa rumah, emas perhiasan, biaya perguruan tinggi, upah asisten rumah tangga, dan biaya sekolah SD.
Sejalan dengan itu, inflasi komponen harga yang diatur pemerintah masih tercatat tinggi pada level 8,42 persen yoy, tapi menunjukkan tren perlambatan sejak Januari 2023.
Komoditas yang menyumbang inflasi, yaitu bensin, rokok kretek filter, tarif angkutan dalam kota, bahan bakar rumah tangga, rokok putih, tarif angkutan antar kota, rokok kretek, dan solar.
Di sisi lain, inflasi komponen harga bergejolak mencatatkan deflasi sebesar 0,03 persen yoy, dengan komoditas penyumbangnya cabai merah, bawang merah, cabai rawit, dan minyak goreng.