Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menekankan bahwa pihaknya selalu berupaya untuk tetap netral dalam pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang.

Belajar dari kasus pencopotan baliho Ganjar Pranowo di kawasan Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Yudo Margono meminta para jajarannya untuk berani mengambil langkah tegas apabila ditemukan hal yang serupa.

“Sudah disampaikan ke seluruh jajaran, mungkin nanti semua rekan semua sudah melihat banner yang dipasang,” kata Yudo dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com, Senin (24/7).

Mantan Kepala Staf Angkatan Laut itu pun menegaskan bahwa netralitas menjadi harga mati yang akan dianut TNI dalam pelaksanaan pesta demokrasi rakyat tersebut.

“Untuk TNI tetap netral, kuncinya adalah harus netral supaya pemilu ini bisa berjalan dengan aman dan lancar,” tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, Kapuspen TNI Laksda Julius Widjojono menyampaikan bagaimana kronologi pencopotan baliho bergambar wajah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon Presiden di kawasan Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.

Sekira pukul 09.49 WIB Dandim 0103/Muara Teweh Letkol Inf Edi Purwoko mendapat WA dari putra Bupati Barito Utara, Ahmad Gunadi tentang permohonan ijin memasang banner kegiatan festival musik di lahan Kodim 1013/Mtw dengan melampirkan foto lokasi yang dimaksud. Saat Dandim melihat kiriman foto tersebut, dirinya baru menyadari adanya kejanggalan yaitu adanya banner foto Ganjar Pranowo di baliho sebelahnya, yang juga berada di lahan Makodim 1013.

“Kemudian Dandim perintahkan Pasilog untuk berkoordinasi dengan Satpol PP dan Panwaslu Kabupaten Barito Utara untuk mencopot banner foto Ganjar Pranowo yang berada di lahan Makodim 1013/Mtw,” kata Julius.

Sayangnya, pencopotan baliho tersebut viral dan menjadi perdebatan publik. video yang berdurasi 31 detik tersebut justru dinarasikan bahwa oknum TNI arogan dengan mengancam relawan dengan copot baliho Ganjar Pranowo. Narasi yang dibangun adalah demokrasi tekah dibungkam oleh oknum Komandan TNI di Muara Teweh.

Oknum Komandan TNI bernama Edi Purwoko memaksa baloho Ganjar Pranowo diturunkan secara sepihak, oknum mengancam relawan saya pecahkan kepalanya kalau masih berani pasang, Panwaslu dipaksa hadir menyaksikan penurunan baleho tersebut, padahal pemasangan baliho sah-sah saja karena belum masa kampanye, Apa Komandan ini anti Ganjar Pranowo ? atau ada perintah untuk membela Capres lain ?.