HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan tak menampik banyaknya pelabuhan tikus di Indonesia yang digunakan untuk melakukan penyelundupan. Luhut mengaku pusing lantaran masih banyak pelabuhan tikus disaat pemerintah benahi pelabuhan besar.
Hal itu dikemukakan Luhut usai menjadi pembicara dalam diskusi tata kelola pelabuhan, di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (18/7). Menurut Luhut, banyaknya pelabuhan tikus menjadi permasalahan bersama yang harus dibenahi.
“Itu masalah kita ramai-ramai bukan masalah KPK saja. Saya juga pusing itu lihat itu, karena kita sudah benahi pelabuhan besar, nasih ada pelabuhan tikus,” ungkap Luhut seperti dikutip Holopis.com.
Dikatakan Luhut, pelabuhan tikus masih kerap bermunculan dan berisiko merugikan kegiatan perekonomian negara. Luhut menduga pelabuhan tikus menjadi salah satu pintu yang digunakan oleh oknum-oknum untuk menyelundupkan, seperti kelapa sawit.
“Misalnya penyelundupan sawit itu masih dilakukan,” ujar Luhut.
Luhut mengklaim pemerintah terus berupaya memberantas keberadaan pelabuhan tikus. Pemberantasan pelabuhan tikus, kata Luhut, merupakan salah satu isu yang melibatkan banyak pihak, termasuk Kementerian Korordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta KPK.
Untuk mencegah terjadinya penyelundupan, sambung Luhut, telah dibentuk Satgas Laut. Salah satu tugas Satgas Laut adalah menindak kegiatan penyelundupan yang salah satunya terjadi melalui pelabuhan kecil atau tikus. Seiring upaya penindakan yang telah dilakukan, klaim Luhut, kegiatan penyelundupan sudah menurun.
“Tapi sekarang kita sudah mulai batasi dan ini sudah berkurang signifikan. Dan seluruh kegiatan itu KPK terlibat,” tandas Luhut.