HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktur Political and Policy Public Studies (P3S), Jerry Massie memberikan sentilan keras kepada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang ramai diperbincangkan publik karena mengabaikan ilmu pengetahuan yang diriset oleh Aryanto Misel.
“Kepakaran dan keahlian telah mati di negeri ini. Bayangkan saja ada seorang jenius yang Aryanto Misel beberapa kali ditolak hasil risetnya,” kata Jerry kepada Holopis.com, Senin (10/7).
Menurutnya, apa yang terjadi antara BRIN dan Aryanto Misel menjadi bukti bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja terkait persoalan inovasi dan riset. Apalagi alasan yang sempat mengemuka karena temuan Aryanto belum memiliki standar keilmuan.
“Inilah potret buram bangsa yang miskin gagasan dan jago dalam urusan meremehkan karya anak bangsa,” tegasnya.
Terlebih kata Jerry, temuan Aryanto bisa jadi memang bakal menjadi ancaman tersendiri terhadap bisnis sektor tertentu. Karena karya Aryanto adalah mengubah air menjadi bahan bakar kendaraan. Artinya, temuan insiyur otomatif tersebut bakal mengancam bisnis minyak hasil fosil yang selama ini digunakan untuk bahan bakar minyak kendaraan bermotor.
“Sangat disayangkan seorang ilmuwan yang jenius seperti Aryanto tak dianggap penemuannya yakni; nikuba adalah alat pengubah air menjadi bahan bakar kendaraan,” tandasnya.
Jawaban Aryanto yang menyatakan bahwa ia tidak butuh dengan pemerintah Indonesia untuk pengembangan risetnya itu menuruut Jerry adalah statemen yang sangat tepat, yakni memberikan pelajaran paling berharga kepada Indonesia khususnya BRIN yang merupakan lembaga karya Presiden Jokowi itu.
Memang lebih baik riset Nikuba tersebut dikembangkan dengan pihak asing yang saat ini sudah mengakui ilmu pengetahuan itu. Terlebih kabarnya, Aryanto sudah melakukan tanda tangan kontrak dengan beberapa perusahaan Italia yang bermitra dengan Ducati dan Ferrari.
“Terlanjur sakit hati Aryanto pun menolak ajakan BRIN untuk bergabung dengan lembaga riset tanah air. Saya pikir BRIN ini bukan mencari peneliti handal di Indonesia, tapi terkesan menendang para ahli dan orang jenius,” ucapnya.
Lalu, Jerry pun berseloroh, sekalipun ada orang-orang pintar sekaliber almarhum BJ Habibie, periset tanah air seperti BRIN pun tak akan cukup tertarik untuk menanganinya.
“Barangkali kalau Mantan Menristek serta Presiden BJ Habibie masih hidup, paling dia akan disepelekan dan tak dianggap sama sekali. Saya pikir pimpinan di BRIN kelompok manusia angkuh. Bukannya merangkul ilmuwan seperti Aryanto malahan mereka bak membuang mutiara yang tersembunyi,” ketusnya.
Untuk itu, Jerry Massie pun menyarankan agar Presiden Joko Widodo mengevaluasi lagi para petinggi BRIN dan mengganti dengan orang-orang yang memang murni berintegritas untuk pengembangan riset dan inovasi di tanah air.
“Saya desak Presiden mencopot Kepala BRIN yang tak punya kemampuan memimpin lembaga riset ini. Sudah ada triliunan rupiah yang digelontorkan tapi hasilnya nihil. Coba dong BRIN ciptakan pesawat, mobil, motor, televisi dan sebagainya. Jangan hanya menolak orang-orang jenius,” tegas Jerry.
“Padahal, anggaran BRIN untuk tahun 2023 sebesar Rp6,5 triliun, sekitar 65 persennya digunakan untuk kegiatan dukungan manajemen, seperti pembayaran gaji pegawai, perawatan gedung dan kendaraan dll. Sisanya sebesar Rp2,2 triliun atau sebesar 35 persen digunakan untuk kegiatan penelitian, Tapi realitanya BRIN tak mampu berbuat banyak,” pungkasnya.