HOLOPIS.COM, JAKARTA – Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Kurnia Ramadhana yakin betul bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memang tidak akan menangkap eks kader PDI-P sekaligus buron Harun Masiku.
Hal ini disampaikan bahwa pencarian Harun Masiku masih belum menemukan titik terang sejak anak buah Hasto Kristiyanto itu telah ditetapkan sebagai buronan selama 1.275 hari, apalagi sampai menjelang tahun politik karena akan berdampak pada elektabilitas salah satu partai besar di Indonesia.
“Sebab jika Harun diringkus, besar kemungkinan akan ada elite partai politik besar akan turut terseret,” kata Kurnia dalam keterangan tertulisnya, Minggu (9/7) seperti dikutip Holopis.com.
Harun merupakan tersangka penyuapan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan sebesar Rp 1,1 miliar dalam rangka agar dapat dilantik sebagai anggota DPR periode 2019-2024 pada Januari 2020 lewat mekanisme pergantian antar waktu (PAW) untuk kursi yang ditinggal Nazarudin Kiemas untuk Dapil I Sumatera Selatan karena meninggal dunia.
Menurut Kurnia, KPK di bawah kepemimpinan Firli Bahuri menjadi lembaga antirasuah yang paling takut menghadapi politisi. Oleh karena itu, perkara seperti memburu Harun Masiku jelas bakal sulit diungkap. Padahal kata dia, KPK dengan segala wewenang dan perangkatnya bukan tidak bisa menangkap Harun.
“KPK bukan tidak mampu menemukan keberadaan Harun, melainkan memang tidak mau,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kurnia juga menilai, bahwa penjelasan yang disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu mengenai perburuan Harun hanya gimmick semata. Sebab, ICW menilai bahwa penanganan perkara Harun sejak awal sudah janggal. Bahkan pimpinan KPK tidak serius menangkap kader PDI-P itu.
“Pimpinan KPK pun terlihat seperti melindungi Harun,” tutur Kurnia.