HOLOPIS.COM, JAKARTA – Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Isma Yatun mengungkap pentingnya pelaksanaan audit dan pengaturan keuangan Sekretariat ASEAN, yang mengacu pada standar internasional dan penguatan peran dan fungsi Divisi Audit dan Evaluasi Sekretariat ASEAN.
Hal itu disampaikan Isma dalam Pertemuan ASEAN Audit Committee (AAC) atau Komite Audit ASEAN ke-48 di Jakarta, pada Kamis (6/7) lalu.
Isma selaku Chair AAC menekankan, bahwa kolaborasi dengan organisasi lainnya, termasuk dengan entities associated with ASEAN seperti ASEAN Supreme Audit Institutions (ASEANSAI) penting untuk dilakukan, guna meningkatkan kapasitas di bidang pemeriksaan sektor publik.
“Mempertahankan dan memperkuat kepercayaan serta keyakinan para pemangku kepentingan ASEAN adalah hal yang sangat penting. Harapannya, ASEAN akan semakin strategis dan didukung sebagai centre of growth,” kata Isma dalam keterangan pers yang diterima Holopis.com, Minggu (9/7).
Dunia, kata Isma, telah menghadapi berbagai tantangan yang berdampak pada kehidupan organisasi. Pandemi Covid-19 dan krisis multi dimensinya telah direspons oleh perbaikan tata kelola di organisasi internasional.
“Kita harus memperhatikan dan mengatasi tantangan tersebut, terutama dalam menjalankan peran dan tanggung jawab kita di AAC,” ujar Isma.
Kendati demikian, Isma berharap AAC tak hanya berfokus pada peran dan tanggung jawabnya, tetapi juga dapat menyampaikan pandangannya guna memastikan transparansi, akuntabilitas, dan tata kelola yang baik dari Sekretariat ASEAN.
“AAC diharapkan dapat memberikan pandangan dan pertimbangan untuk jaminan
laporan keuangan, pengendalian internal, dan tata kelola Sekretariat ASEAN,” tutur Isma.
Adapun BPK selaku bagian dari delegasi Indonesia, yang tak lain adalah Ketua ASEAN 2023, turut mngusulkan peningkatan transparansi dan akuntabilitas Sekretariat ASEANSAI, terutama terkait penentuan external auditor, yaitu dengan mengusulkan amendemen ASEAN Secretariat untuk memperjelas prosedur penentuan external auditor Sekretariat ASEAN.
Sebagai informasi Sobat Holopis, pertemuan AAC di Jakarta dihadiri oleh anggota AAC terdiri dari 10 negara anggota ASEAN. Turut hadir pula Timor Leste selaku observer yang bertugas mereviu dan menyetujui isu signifikan pelaporan keuangan Sekretariat ASEAN.
Agenda dibuka dengan Consideration of Observations by the Committee of Permanent Representatives (CPR) on the Report of the 47h ASEAN Audit Committee (AAC) Meeting, yang dilanjutkan dengan kegiatan tindak lanjut atas rekomendasi eksternal auditor pada pertemuan ke- 47 yang lalu.
Pada pertemuan ini, dibahas juga Consideration of the TOR for External Auditor, Consideration of the Report of Risk Management of ASEAN Secretariat, dan Consideration of the Reports and Outcome of 2022/2023 Annual Audit Plan, 2023/2024 Annual Audit Plan & Training of the Internal Audit and Evaluation Division (IAED) and Proposed Internal Audit Charter as per External Auditor’s Recommendation.