HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, bahwa perekonomian Indonesia terus menunjukkan perkembangan pasca pandemi Covid-19.
Dia bahkan menyebut, Indonesia kini sudah naik kelas dan masuk dalam daftar negara kelas menengah atas.
“Indonesia makin baik ekonominya dan salah satu indikatornya menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kemudian diterjemahkan dengan kenaikan income (pendapatan) per kapita,” kata Sri Mulyani dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (4/7).
Sebagaimana diketahui, terdapat empat kategori negara yang dikeluarkan Bank Dunia atau World Bank, yakni negara low income, lower middle income, upper middle income dan high income.
Keempat kategori itu diklasifikasikan berdasarkan angka GNI per kapita, yakni sebagai berikut.
- Low income (pendapatan rendah) : di bawah US$1.035;
- Lower middle income (pendapatan menengah ke bawah) : US$1.036 hingga US$4.045;
- Upper middle income (pendapatan menengah ke atas) : US$4.046 hingga US$12.535);
- High income (pendapatan tinggi) : di atas US$12.535;
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia pada 2022 jika dihitung berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp19.588,4 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp71 juta atau US$ 4.783,9.
Dengan mengacu pada klasifikasi yang dikeluarkan Bank Dunia, maka posisi Indonesia masuk dalam katagori negara dengan pendapatan menengah ke atas.
Situasi ini, kata Sri Mulyani, akan memberikan dampak positif ke depannya, khususnya dalam hal investasi. Menurutnya, akan banyak investor di dunia yang tertarik masuk ke Indonesia.
“Kalau ekonomi kita tumbuh bagus, stabil, dan kinerjanya tetap terjaga justru akan menjadi tempat untuk destinasi investasi,” ujarnya.
Dengan ramainya investasi, tentu akan mendorong perekonomian nasional, dan sekaligus mendorong kesejahteraan masyarakat.
“Jadi harusnya progres yang baik ini memiliki dampak positif terhadap investasi terhadap pembiayaan dan terhadap keseluruhan masyarakat Indonesia,” tukas mentan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.