Berita Holopis HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, bahwa ada produsen mobil listrik yang akan berinvestasi dengan membangun pabrik di Indonesia.

Tak hanya itu, dia juga menyebut produsen tersebut juga akan membangun jaringan distribusi di Indonesia. Dengan demikian total investasi yang akan diperoleh Indonesia dari produsen mobil listrik tersebut senilai US$1,3 miliar.

“Kami sudah menerima proposal investasi dari sah satu produsen mobil listrik terkemuka di dunia untuk membangun pabrik dan jaringan distribusi Indonesia, dengan nilai investasi US$1,3 milliar,” kata Luhut dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (20/6).

Menurut Luhut, investasi tersebut bakal menjadi game changer dalam pengembangan kendaraan listrik di Tanah Air. Pasalnya, mobil listrik tersebut disebutnya cocok dengan selera konsumen Indonesia, meskipun dia tidak menyebut secara spesifik merek dari kendaraan listrik itu.

“Ini akan menjadi game changer, karena produk kendaraan listrik yang mereka produksi cocok dengan selera masyarakat Indonesia dengan harga yang terjangkau juga,” tuturnya.

Selain itu, purnawirawan TNI itu juga menyebut calon investor itu meminta bantuan untuk memperoleh suplai tembaga, yang merupakan salah satu bahan baku mobil listrik.

“Mereka juga meminta bantuan untuk memperoleh suplai tembaga,” tutur Luhut.

Oleh sebab itu, hilirisasi tembaga di Indonesia perlu menjadi prioritas utama dalam pengembangan industri kendaraan listrik. Sebab, tembaga yang dibutuhkan dalam membangun satu mobil listrik saja, bisa mencapai 56 kilogram. Jumlah tersebut di luar dari kebutuhan tembaga pada baterai mobil listrik.

Ia lantas menambahkan, pembangunan pabrik pengolahan tembaga menjadi sangat penting bagi Indonesia. mengingat Indonesia juga memiliki target untuk memproduksi jutaan mobil maupun motor listrik.

Lebih lanjut, Luhut menyebut bahwa Indonesia sebenarnya telah memiliki modal untuk menjadi salah satu pemain penting dalam industri kendaraan listrik.

Adapun modal tersebut meliputi cadangan tembaga yang besar, serta regulasi yang mewajibkan pengusaha untuk membangun smelter tembaga.

“Ini akan menjadi modal yang besar dalam menarik investasi untuk mobil listrik Indonesia,” ujar Luhut.

Luhut lantas mengatakan, bahwa Indonesia ke depan harus mengintegrasikan hilirisasi timah, tembaga, nikel, kobalt, dan bauksit, guna memaksimalkan potensi pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.

“Untuk menciptakan ekosistem mobil listrik, baterai lithium yang terintegrasi dan juga kebutuhan-kebutuhan teknologi lainnya.” pungkasnya.