HOLOPIS.COM, JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid mengharapkan agar Kementerian Agama dan Mabes Polri memberikan langkah tegas kepada pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu, Panji Gumilang.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Panji cenderung sudah menodai agama Islam dan merusak syariat.
“Saya tak habis pikir, kenapa Kemenag dan Polri tak bertindak apa pun. Jelas apa yang dilakukan Panji itu sudah sangat keterlaluan dan melampaui batas,” kata Habib Syakur kepada Holopis.com, Kamis (15/6).
Mulai dari shalat yang menyampurkan shaf laki-laki dan perempuan. Lalu soal khutbah yang menyampuradukkan antara Alquran dengan Alkitab Injil, lalu yang terbaru adalah menyebut Alquran bukan Kalamullah.
“Semua delik sudah ada, tapi kenapa tidak diberikan tindakan. Apakah ada backing-an kuat sampai dia tak tersentuh?,” ujarnya.
Lebih lanjut, ulama asal Malang Raya ini menyebut bahwa apa yang dilakukan oleh Panji Gumilang bukan karena kebodohan dan kealpaan. Akan tetapi lebih pada unsur kesengajaan.
“Apakah ini negara Islam Indonesia yang didambakan di Indramayu? Saya kira ini kesalahan fatal negara kalau sampai membiarkan ini terus berlarut,” tegasnya.
Sebelumnya, kontroversi Pondok Pesantren yang dikelola oleh Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) Al Zaytun menyeruak pasca adanya video shalat dengan shaf yang berjarak.
Tidak hanya sekadar shaf, jemaah perempuan pun berada di depan dan sejajar dengan jemaah laki-laki.
Yang tengah senter baru-baru ini, Panji Gumilang menyebut bahwa bahasa arab di dalam Alquran bukan bahasa Ilahi, melainkan bahasa Nabi Muhammad SAW agar umat di Arab Saudi paham.
Baca selengkapnya di halaman kedua.