HOLOPIS.COM, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada Mei 2023 sebesar US$139,3 miliar. Jumlah tersebut menurun sebesar 3,4 persen jika dibandingkan posisi akhir April 2023, yang sebesar US$144,2 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, penurunan cadangan devisa tersebut terjadi karena sebagian dipakai untuk membayar utang luar negeri pemerintah.
Selain itu, penurunan cadangan devisa Indonesi juga terjadi karena adanya antisipasi kebutuhan likuiditas valas perbankan yang sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian.
Meski begitu, BI menganggap cadangan devisa per Mei 2023 masih tetap tinggi, karena posisi cadangan devisa secara tahunan meningkat 2,7 persen dibandingkan bulan Mei 2022 yang sebesar US$135,6 miliar.
“Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” kata Erwin dalam siaran pers yang dikutip Holopis.com, Jumat (9/6).
Erwin menilai, cadangan devisa Indonesia saat ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal, serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
“Ke depannya, BI akan terus memperkuat ketahanan sektor eksternal sejalan dengan bauran kebijakan yang ditempuh dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” pungkasnya.