HOLOPIS.COM, JAKARTA – Pengamat Intelijen sekaligus Direktur Eksekutif Pusat Studi Politik dan Kebijakan Strategis Indonesia (Polkasi) Stanislaus Riyanta mengakui, bahwa program Polisi RW merupakan ide yang sangat menarik untuk mencegah suatu kerawanan di lingkungan masyarakat.
“Tidak ada Polri setengah jam saja situasi jadi kacau. Jadi Polisi RW ini idenya menarik, karena Polisi akan menempatkan di basis masyarakat yang ada kerawanan,” kata Stanislaus Riyanta dalam podcast Youtube Koma Indonesia di Jakarta Selatan seperti dikutip Holopis.com, Rabu (7/6)..
Menurut Dosen SKSG UI itu, dalam teorinya, jika suatu kerawanan itu ditutup, maka ancaman tidak akan terjadi. Jadi kaitannya dengan Polisi RW, jika personel Polri hadir di tengah masyarakat dengan melakukan patroli dan sambang, maka bisa digunakan memastikan tidak ada ancaman yang muncul.
“Isu-isu polarisasi, penggunaan politik identitas akan masuk melalui celah kerawanan, celah-celah itulah yang dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang membuat ancaman,” ujarnya.
Kata Stanislaus, Polisi dalam hal ini sudah melakukan upaya mengutamakan pencegahan karena menerjunkan personilnya ke tingkat paling rendah di tingkat RT dan RW.
Jika ada pihak-pihak yang tidak suka itu wajar. Karena bisa jadi mereka adalah kelompok atau individu yang ingin melakukan upaya-upaya gangguan kamtibmas dan tidak memiliki ruang yang luas untuk melancarkan aksi jahatnya.
“Ada yang merasa terganggu karena tidak punya celah kerawanan lagi, dan aktor itu tidak bisa membuat ancaman. Jika tidak melanggar hukum kenapa harus takut dan risih sama Polisi,” tandasnya.