Holopis.com HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sejak ada kantin kontainer yang dimodali oleh Dompet Dhuafa, para mahasiswa UIN Salatiga akhirnya bisa menyalurkan jiwa wirausaha mereka dalam mengelola kantin tersebut.

Selain melatih jiwa pengusaha, para mahasiswa UIN ini juga mendapatkan keuntungan yang bisa membantu perkuliahan serta kehidupan sehari-hari.

Diceritakan oleh Wakil Dekan 1 Fakultas Dakwah UIN Salatiga, Achmad Maimun, dulunya para mahasiswa ini menyalurkan jiwa jualannya di lorong-lorong kampus.

“Dulu belum ada kantin, anak-anak yang punya jiwa entrepreneur jualan di lorong-lorong jadi dulu ramai. Aduh ini gimana, akhirnya pak rektor punya gagasan, kerja sama saja dengan DD (Dompet Dhuafa),” kata Achmad Maimun menceritakan awal mula terlahirnya konsep kantin kontainer, kepada Holopis.com di UIN Salatiga, Rabu (31/5).

Akhirnya kantin kontainer pun dipilih sebagai wadah para mahasiswa ini belajar berwirausaha dan management waktu.

Achmad Maimun
Wakil Dekan 1 Fakultas Dakwah UIN Salatiga, Achmad Maimun [Foto: Holopis/BI]

Alasan mengapa kontainer yang dipilih pun cukup sederhana. Achmad mengatakan dipilihnya kontainer adalah untuk meminimalisir jika ada masalah terkait wilayah dan kepemilikan, masalah tersebut pun bisa diatasi.

“Alasannya, kalau kontainer seandainya ada masalah secara administratif, soal kepemilikan, oh ini milik DD untuk ke anak-anak, kalau bermasalah bisa diambil,” pungkasnya.

Kantin Kontainer UIN Salatiga
Kegiatan jual beli di kantin kontainer UIN Salatiga [Foto: Holopis/BI]

Achmad pun berharap agar program seperti ini bisa ikut dilaksanakan di kampus-kampus lainnya di seluruh Indonesia. Agar semakin banyak mahasiswa yang membutuhkan memiliki jiwa wirausaha dan mampu keluar dari kemiskinan mereka,

“Alhamdulillah kita harapkan semoga model seperti ini dikembangkan ke UIN Walisongo, dan diharapkan di seluruh perguruan tinggi di Indonesia ada model begini,” pungkas Achmad.

Sebagai informasi, kantin kontainer di UIN Salatiga ini merupakan hasil dari zakat yang dikirimkan ke Dompet Dhuafa. Lembaga filantropi tersebut pun ingin memberikan sesuatu yang bisa bermanfaat kepada yang membutuhkan untuk jangka panjang, dan tidak hanya menerima zakat berupa uang yang bisa habis tanpa menjadi modal masa depan.