HOLOPIS.COM, JAKARTA – Hari Pancasila sejatinya menjadi momentum bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk merenungkan kegagalannya dalam memimpin negara. Sebab, salah satu faktor yang membuat Indonesia mengalami kemunduran adalah para pemimpin selalu mengabaikan kelima sila yang digagas founding father, Moh. Yamin, Soepomo, dan Soekarno.
Menurut bekas Presiden Mahasiswa Universitas Tanri Abeng, Ari Martua, salah satu contoh bahwa Jokowi telah melupakan nilai Pancasila adalah keinginannya untuk cawe-cawe dalam pemilihan presiden (Pilpres) di 2024 mendatang.
“Dampak yang akan terjadi bila Presiden turut cawe-cawe dalam Pemilu bisa membuat masyarakat terpecah belah, karena patut diduga Presiden punya kepentingan politik terselubung, dan tidak netral. Ini jelas mencederai sila ketiga, yakni, persatuan Indonesia,” tegas Ari di Jakarta seperti dikutip Holopis.com, Kamis (1/6).
Jokowi sebagai Presiden, sambung Ari, seharusnya menyerahkan sepenuhnya kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dalam menyelenggarakan pesta demokrasi.
Selain menodai sila ketiga, Ari menambahkan, sikap Jokowi yang membiarkan adik iparnya, yakni, Anwar Usman menduduki posisi sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) juga melanggar sila kelima, yakni, ‘Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’.
“Jadi, bila Pemilu 2024 selesai, kemudian lawan politik Jokowi dicurangi, lantas mau cari keadilan dimana? Wong Ketua MK-nya saja adik iparnya Jokowi. Ini jelassekali melanggar sila kelima Pancasila,” tandas Ari.