HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kesejahteraan para pelatih kesenian di Sobokartti kurang terjamin sebelum digandeng oleh lembaga filantropi dan kemanusiaan, Dompet Dhuafa.
Salah satu pelatih kesenian di sana, Slamet Riyanto mengatakan bahwa ongkos tambahan pelatih di sana saat ini mencapai 300 ribu perbulannya.
“Sejak ada Dompet Dhuafa, bayaran pelatih bisa 300 per bulannya, dulu sebelum ada Dompet Dhuafa sekitar 100 ribu,” kata Slamet Riyanto, kepada tim Holopis.com, saat press tour Dompet Dhuafa di Semarang, Selasa (31/5).
Slamet juga menyampaikan bahwa mengikuti pelatihan seni di Sobakartti bisa mendapatkan ilmu yang lebih mendalam dibandingkan belajar kesenian di sekolah.
“Perbedaan dengan sekolah, kursus di Sobokartti lebih mendalami praktik, sementara di sekolah terlalu fokus ke teori,” jelas Slamet.
Demi tetap eksis di era modern dan tetap diminati anak muda, Subokartti pun mengikuti perkambangan zaman dalam karawitan.
“Anak-anak millennial, ikuti perkembangan zaman, misalnya musik gamelan memainkan lagu dangdut, itu bisa,” pungkasnya.
Seperti diberitakan Holopis.com sebelumnya, sebagai salah satu program Dompet Dhuafa yang fokus pada pelestarian budaya serta tradisi Indonesia, Dompet Dhuafa memberikan perhatian yang lebih kepada Perkumpulan Kesenian Sobakartti yang ada di Semarang, Jawa Tengah.
Sejak digandeng Dompet Dhuafa, peminat belajar kesenian di Sobakartti pun mengalami peningkatan. Dari yang sebelumnya lebih banyak pelatih dibandingkan murid, sekarang murid kesenian di sana sudah meningkat secara signifikan.