HOLOPIS.COM, JAKARTA – PT PAL Indonesia buka suara terkait dengan, keluhan yang katanya adalah lulusan Teknik Mesin Universitas Indonesia (UI) tidak diterima saat melamar sebagai welder, melalui akun Twitter @PTPAL_INDONESIA.
Dalam cuitannya dijelaskan, menjadi seorang welder atau juru las harus punya kemampuan berbagai teknik pengelasan. Diungkapkan juga, welder di PT PAL harus memiliki sertifikat serta jam terbang tinggi.
“Hai Sobat PAL, kebutuhan welder/juru las di PT PAL Indonesia tidak hanya dituntut bisa 1 posisi pengelasan saja. Tapi juga harus memiliki skill dalam berbagai Teknik pengelasan. Seluruh juru las di PAL diharuskan memiliki sertifikasi, keterampilan & jam terbang yang tinggi,” tulis PT PAL yang dikutip Holopis.com, Rabu (31/5).
Disampaikan juga jika 99 persen welder di PT PAL sudah mengantongi sertifikat Shielded Metal Arc Welding (SMAW), Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) dan Flux Core Arc Welding (FCAW).
PT PAL Indonesia memang memiliki standar kualifikasi bagi welder, karena pekerjaannya memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan kapal baik kapal perang, niaga, maupun kapal selam.
Hai Sobat PAL, kebutuhan welder/juru las di PT PAL Indonesia tidak hanya dituntut bisa 1 posisi pengelasan saja. Tapi juga harus memiliki skill dalam berbagai Teknik pengelasan. Seluruh juru las di PAL diharuskan memiliki sertifikasi, keterampilan & jam terbang yang tinggi.
— PT PAL Indonesia (Persero) (@PTPAL_INDONESIA) May 29, 2023
Sebelumnya diberitakan, Sebuah potongan gambar yang diunggah akun Twitter @GerryS jadi perbincangan warganet, karena isinya adalah keluhan seorang lulusan Teknik Mesin Universitas Indonesia (UI) yang merasa kalah saing dengan lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM) saat melamar pekerjaan.
Pada gambar tersebut diketahui, lulusan UI tersebut melamar di PT PAL Indonesia (Persero) yakni perusahaan produsen alat sistem pertahanan matra laut.
“Bener2 stress dan gk bisa diterima akal sih, ceritanya saya melamar kerja di PT PAL, saya lulusan UI teknik mesin 2022,” tulisnya dalam gambar tersebut.
Menurutnya tidak masuk akal, karena lowongan sebagai welder justru didapatkan seorang yang hanya lulusan STM dengan sertifikat welding.
“Saya beserta teman-teman ada 15 orang tapi dikalahin sama bapak2 umur 30 an. Bapaknya juga hanya lulusan STM+sertifikat Welding dan pengalaman kerja di Italia Eropa tepatnya di Fincantieri katanya,” sambung lulusan UI.