Situasi buruk ini jelas sekali memukul hatinya. Sebab, anak pertama yang sudah dinanti-nantikan harus meninggal dunia di dalam rahim sang istri yang sangat ia cintai.
“Kejadian ini membuat awak meraso kecewa nian dengan kelalaian bidan Puskesmas Pauh. Seharusnya jika memang dak pacak dilahirkan di Puskesmas Pauh, bidan cepat-cepat ngambil tindakan tujukan, bukan nariak nunggu wat, nunggu wat. Bahkan sampai keluar jak ruangan persalinan ninggal istriak awak di dalam tu, bidan masok ruang depan ngato ngantuk nian nak tido segil,” pungkasnya.