HOLOPIS.COM, JAKARTA – TikTok mulai menggunakan AI dengan melakukan uji coba AI chatbot yang diberi nama ‘Tako’ yang akan membantu pengguna untuk mencari rekomendasi konten.
“Tako yang saat ini sedang dalam tahap uji coba terbatas di beberapa pasar, dirancang untuk membantu pengguna dalam menemukan konten baru dan mencari video berdasarkan preferensi mereka,” jelas TikTok dalam keterangan yang dikutip Holopis.com dari Gizmochina, Minggu (28/5).
Fitur ini ada di sisi kanan antarmuka TikTok, di atas profil pengguna dan tombol lainnya. Pengguna bisa bertanya dengan bahasa alami untuk minta rekomendasi kepada Tako. Misalkan, saat ingin menonton video lucu, mereka dapat dengan mudah meminta Tako untuk memberikan beberapa saran.
Setelah itu, akan ada hasil rekomendasi yang diberikan Tako seperti topik yang diminta oleh pengguna. lengkap dengan detail seperti nama video, penulis, subjek, dan tautan ke konten serupa.
Apa yang dilakukan TikTok ini, jadi komitmen platform berbagi video itu melakukan inovasi serta berikan nilai tambah kepada komunitasnya. Penggunaan AI chatbot ini, juga bertujuan ciptakan lingkungan yang aman dan menghibur yang menginspirasi kreativitas dan keterlibatan budaya.
Perlu jadi catatan untuk pengguna, Tako yang digunakan TikTok masih dalam tahan eksperimen. Hal tersebut disampaikan, dengan menampilkan pesan pop-up kepada pengguna saat meluncurkan chatbot, yang mengindikasikan bahwa responsnya mungkin tidak selalu akurat.
Untuk memastikan keamanan pengguna dan meningkatkan kinerja chatbot, TikTok meninjau semua percakapan dengan Tako. Namun, praktik ini menimbulkan kekhawatiran privasi karena interaksi pengguna dicatat dan disimpan.
Meskipun TikTok memungkinkan pengguna untuk menghapus percakapan mereka, belum jelas apakah ada keterlibatan informasi pribadi atau kebijakan retensi data.
Tahap uji coba Tako sudah menarik perhatian, dengan perusahaan intelijen aplikasi Watchful.ai menemukan chatbot tersebut saat menguji coba di perangkat iOS di Amerika Serikat.
Meskipun TikTok menjelaskan bahwa Tako saat ini belum tersedia untuk masyarakat di Amerika Serikat, chatbot ini sedang diuji coba di pasar global lainnya, termasuk Filipina.