HOLOPIS.COM, JAKARTA – Dalam kesempatan pidatonya pada sesi kerja Mitra KTT G7 soal iklim, energi dan lingkungan di Grand Prince Hotel Hiroshima, Jepang, Sabtu (20/5) kemarin, Presiden Jokowi mendorong seluruh negera untuk berkontribusi menghadapi ancaman perubahan iklim.
Presiden Jokowi pun kemudian menyampaikan bahwa bumi perlu aksi nyata, bukan sekadar talk the talk.
“Pendekatan lama harus ditinggalkan, burden shifting, propaganda. Bumi ini butuh aksi nyata, bukan talk the talk yang tidak berujung konkret,” ungkap Jokowi, sebagaimana informasi yang diterima Holopis.com, Minggu (21/5).
Lanjutnya, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa Indonesia saat ini telah meningkatkan target penurunan emisi yakni sebesar 31,89 persen dengan kemampuan sendiri, kemudian 43,2 persen dengan dukungan internasional.
“Sebuah komitmen yang harus diikuti dengan kemitraan yang memberdayakan,” ucapnya.
Kemudian, Presiden Jokowi juga menerangkan bahwa dukungan terkait pendanaan penanganan iklim terutama untuk negara berkembang harus konstruktif dan jauh dari diskriminatif.
“Saya harus sampaikan, jujur negara berkembang ragu terhadap komitmen pendanaan negara maju yang hingga kini komitmen 100 miliar USD per tahunnya masih belum terpenuhi,” tambahnya.
Selain itu, Presiden Jokowi mengungkapkan bagaimana aksi yang telah dilakukan Indonesia untuk menghadapi ancaman perubahan iklim.
“Indonesia telah lakukan banyak hal seperti laju deforestasi turun signifikan dan terendah selama 20 tahun terakhir, rehabilitasi 600.000 hektare hutan mangrove selesai di 2024, rehabilitasi 3 juta hektare lahan kritis, kebakaran hutan turun 88 persen, bangun 30.000 hektare kawasan industri hijau, dan dorong pengembangan ekosistem EV,” ucapnya lagi.