HOLOPIS.COM, JAKARTA – Konsultan Keamanan Siber, Teguh Aprianto menyampaikan bahwa tingkat kerentanan semua Bank lokal di Indonesia cenderung sama. Hal ini disampaikan Teguh saat menyikapi adanya kebocoran data Bank Syariah Indonesia (BSI) yang mencapai 1,5 TB.

“Semua bank lokal sama rentannya karena faktor manusia berperan besar di kasus yang begini. Toh BI juga kemarin jadi korban,” kata Teguh dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (13/5).

Untuk kasus-kasus kebocoran data, ia berharap semua bank terus meningkatkan mitigasi dan potensi kualitas kontrol yang semakin baik lagi.

“Intinya di mitigasi dan damage controlnya,” ujarnya.

Sementara untuk kasus bocornya data 15 juta nasabah tersebut, Teguh menilai hal itu membuktikan bahwa infrastruktur di Bank Syariah Indonesia (BSI) masih sangat perlu untuk ditingkatkan lagi.

“Kalau ada bank yang kena ransomware dan sampai lumpuh berhari-hari, itu nunjukin betapa kacaunya infrasuktur mereka,” tuturnya.

Dipaparkan Teguh, ransomware yang menyerang sistem keamanan Bank BSI tersebut sampai membuat layanan bank berbasis Islam di Indonesia itu lumpuh total. Data nasabah yang bocor nyaris sangat banyak dan detail.

“Data pelanggan yang bocor di antaranya adalah ; nama, nomor HP, alamat, saldo di rekening, nomor rekening, history transaksi, tanggal pembukaan rekening, informasi pekerjaan, dan lain-lain,” tegasnya.

Sekadar diketahui, bahwa seluruh nasabah Bank Syariah Indonesia tidak bisa melakukan transaksi dan akses data mereka selama beberapa hari. Hal ini karena adanya serangan siber yang membuat sistem kalangkabut.

Namun per hari Kamis, 11 Mei 2023, Bank BSI mengklaim bahwa pelayanannya sudah kembali lagi.

“Alhamdulillah, per Kamis, 11 Mei 2023, layanan BSI Mobile sudah bisa digunakan kembali,” tulis manajemen Bank BIS.

Sekaligus mereka menyampaikan permohonan maafnya atas ketidaknyamanan pelanggan dan nasabah terhadap gangguan pelayanan tersebut.

“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini dan terima kasih atas kepercayaannya sampai saat ini kepada Bank Syariah Indonesia,” tandasnya.

Sebelumnya, Bank BSI sempat menyampaikan bahwa gangguan pelayanan perbankan mereka terganggu dengan dalih terjadi perbaikan sistem atau maintenance.

“Bank Syariah Indonesia tengah melakukan maintenance sistem, sehingga tidak dapat diakses sementara waktu dan akan kembali ke kondisi normal secepatnya,” tulis sekretaris Perusahaan Bank Syariah Indonesia, Senin (8/5) kemarin.