HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan marah besar dengan sikap Singapura terkait rencana ekspor listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT).

Dimana Singapura memaksa Indonesia untuk mengekspor listrik tersebut. Padahal, kata Luhut, pemerintah Indonesia telah dengan tegas menolak rencana ekspor tersebut.

“Singapura minta supaya kita ekspor listrik, kita tidak mau. Saya bilang tidak mau,” kata Luhut dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Kamis (11/).

Penolakan itu tentu tidak asal dilakukan. Menurut Luhut, ekspor energi bersih ke Singapura akan berdampak buruk bagi perekonomian dan industri Indonesia, karena nilai tambah yang mengalir ke luar negeri nantinya.

Sebagai gantinya, Luhut pun meminta agar Singapura dapat membangun pabrik yang lebih masif di Indonesia. Hal itu menurut Luhut dapat memenangkan kepentingan kedua negara.

“Mau kalau proyek di kita, ini kan brengsek Singapura dipikir kita bodoh, tender perusahaan-perusahaan kita emang gua pikirin,” kata dia.

Sebelumnya sejumlah rencana ekspor listrik mengemuka di Tanah Air. Rencana yang mencolok adalah desain listrik dari PLTA Kayan.

Pembangkit listrik tenaga air terbesar di Indonesia dirancang dengan kapasitas 9.000 MW. Dengan produksi ini, PT Kayan Hydro Energy sebagai IPP hendak menjual produksinya hingga ke Malaysia.

Sedangkan Singapura sudah mendesain impor listrik dari Indonesia pada 2025 sebesar 600 Mega Watt (MW). JUmlah impor itu akan melonjak dua kali lipat pada 2027 atau setara 1.200 MW.