Ngasiman memberikan perspektifnya, bahwa tantangan besar dari semua yang ia paparkan itu adalah, bagaimana cara menggabungkan keahlian intelijen digital dengan kekuatan tradisional intelijen negara dalam teknologi dan sains.
Dalam lanskap digital, ledakan data di dunia spionase sangat besar dan saling terhubung satu sama lain. Belum lagi gempuran ancaman dunia maya yang kita hadapi dari pihak-pihak yang bermusuhan.
“Bagaimana intelijen negara seharusnya merespons hal tersebut, itulah yang namanya intelijen digital,” paparnya.
Lebih lanjut, Simon berharap besar ke depan, dengan ditopang SDM Intelijen unggul, berkarakter nasionalis, dan menguasai teknologi adalah kunci menuju Indonesia Emas 2045.
“Tentu saja dalam kerangka kerja intelijen untuk mewujudkan ketahanan nasional serta menjaga kepentingan nasional dan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegasnya.
Terakhir, ia ingin menyampaikan ucapan selamat ulang tahun atau HUT Badan Intelijen Negara (BIN) yang ke 76 tahun.
“Dirgahayu Badan Intelijen Negara, velox et exatus,” pungkasnya.