HOLOPIS.COM, JAKARTA – Intelijen, Pertahanan dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro menyayangkan adanya konflik antar oknum TNI dan Polri dewasa ini, khususnya menjelang Pemilu 2024.
Padahal kata dia, di momentum politik nasional saat ini, sinergitas antar lembaga keamanan negara tersebut sangat diperlukan.
“Karena dalam momentum besar rakyat Indonesia ini sangat diperlukan soliditas dan sinergitas TNI-Polri di seluruh Indonesia,” kata Ngasiman dalam keterangannya seperti dikutip Holopis.com, Minggu (30/4).
Statemen ini disampaikan Ngasiman untuk merespons adanya konflik antara TNI dan Polri. Dimana sebelumnya, antara Anggota TNI-Polri di Kota Kupang NTT terjadi konflik fisik pasca pertandingan futsal, dimana ada penyerangan rumah Kapolda NTT Irjen Pol Johni Asadoma yang dilakukan sekelompok orang tak dikenal (OTK) pada hari Rabu (19/4) malam, dan juga penyerangan kantor Polres Jeneponto, Sulawesi Selatan pada hari Kamis (27/4).
Terbaru pada hari ini, Minggu (30/4) terjadi peristiwa pengeroyokan terhadap anggota Polres Merauke yang diduga dilakukan oleh oknum anggota TNI Denzipur 11/MA di Merauke Papua Selatan.
Dari tiga peristiwa itu saja, pria yang karib disapa Simon itu mengingatkan bahwa hal-hal semacam itu seharusnya tidak perlu terjadi. Apalagi saat ini momentum lebaran 1444 Hijriyah yang seharusnya diisi dengan aksi saling asih dan asuh.
“Momen lebaran, momen suka cita rakyat Indonesia jangan dikotori oleh kejadian bentrok aparat yang mengganggu ketenangan,” ujarnya.
Terlebih lagi, Simon mengingatkan bahwa situasi tidak kondusif antara TNI – Polri tersebut bisa dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk kepentingan mereka tentang Pilpres 2024.
“Apalagi sampai ada pihak-pihak yang bermain menjelang pemilu dan pilpres 2024,” tuturnya.
Demi menyikapi kondisi tersebut, Simon menyarankan agar Panglima TNI dan Kapolri membentuk satuan tugas gabungan untuk merespons konflik yang bisa mengikis sinergitas dua institusi negara itu.