HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mabes TNI menegaskan bahwa status siaga tempur adalah pilihan terakhir mereka dalam menghadapi KKB Papua.
Kapuspen TNI, Laksda Julius Widjojono mengklaim, dengan status siaga tempur itu saat ini menyebabkan KKB pimpinan Egianus Kogoya semakin terjepit.
“Kita tidak lagi bisa percaya mereka (KKB). Mereka yang menyerang loh, yang mendahului mereka bukan kita. Dan sekarang kondisinya terjepit,” kata Julius Widjojono dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Minggu (23/4).
Julius kemudian mengklaim, pasti sudah banyak anggota TNI yang meninggal dalam baku tembak saat operasi penyelamatan pilot Susi Air.
“Iya, bayangkan 36 orang (prajurit TNI) itu kira-kira, menembak nggak dari ratusan peluru yang dibawa. Kan pasti menembak,” tuturnya.
Informasi banyak anggota KKB yang meninggal itu pun menurut Julius tidak bakal dikeluarkan oleh KKB karena ketakutan kekalahan.
“Nah, dari mereka pasti ada yang mati, tetapi mereka tidak menyebutkan itu, KST tidak menyebutkan,” klaimnya.
Keyakinan tersebut menurut Julius jelas terlihat ketika proses evakuasi Pratu F yang diangkat dari jurang sedalam 140 meter tidak ada lagi potensi serangan.
“Nah, ini tim bisa mengevakuasi yang kedalaman jurang 140 kalau situasi tidak aman kan tidak mungkin. Pasti diserang kan. Iya kan benar, jadi mereka sudah terjepit sudah bubar kocar-kacir,” dalihnya.
Selain itu, Egianus Kogoya diperkirakan juga panik dengan tidak lagi mengeluarkan psywar hoax karena panik dengan serangan yang terus dilakukan TNI.
“Indikator lain mereka sebar hoax sebanyak-banyaknya makin masif. Kemudian minta dukungan galangan pihak dalam atau luar. Itu ciri pihak yang sedang panik,” tuturnya.
KKB Papua pun saat ini diminta untuk menurunkan senjata dan segera menyerahkan pilot Susi Air.
“Untuk kelompok KST, segera serahkan pilot. Lepaskan senjata kita bangun Papua yang lebih humanis dan bermartabat,” tutupnya.