HOLOPIS.COM, JAKARTA – Diskriminasi terhadap pasien BPJS Kesehatan nampaknya masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi banyak pihak. Sebab sejauh ini, masih ada rumah sakit (RS) yang mendiskriminasikan pasien BPJS Kesehatan.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti mengatakan, bahwa pernah ada rumah sakit yang melayani pasien dengan cara tak layak, dimana pasien tersebut dirawat di ruang bawah tanah (Basement) yang berdekatan dengan tempat parkir.
Peristiwa itu, kata Gufron, terjadi pada tahun 2022 lalu. Dia tidak mengungkap nama dan alamat rumah sakit yang dimaksud. Namun ia memastikan jika layanan kesehatan itu adalah rumah sakit swasta.
“Sebuah rumah sakit swasta saya nggak usah cerita di mana, jadi peserta BPJS itu dirawat, dikasih layanan di basement, tidak ada AC-nya, campur dengan tempat parkir,” tutur Gufron dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (12/4).
Adapun perlakuan itu diketahui Gufron usai menerima laporan dari warga. Pihaknya yang mendengar hal itu pun langsung melakukan evaluasi dan memberikan peringatan keras kepada rumah sakit tersebut.
“Saya sampaikan dalam 2 bulan harus diubah, kalau tidak kita putus (kerja sama),” katanya.
Selang 2 bulan, dia pun menerima laporan bahwa rumah sakit itu sudah berubah menjadi bagus.
“Akhirnya saya datang ke sana, saya wawancara pasien semuanya puas karena ber-AC dan tidak di basement lagi,” terangnya.
Ghufron pun menyadari, bahwa diskriminasi terhadap pasien BPJS itu merupakan sisa masa lalu BPJS yang cukup kelam, dimana BPJS Kesehatan kerap telat membayar klaim tagihan rumah sakit.
Namun kondisi saat ini sudah berubah, dimana BPJS Kesehatan selalu tepat waktu dalam mengklaim tagihan kesehatan. Masyarakat pun diminta untuk melapor jika menemukan kejadian serupa.
“Kalau dulu kami berat karena defisit, ketemu RS takut kalau ditagih. Kalau sekarang enggak. Dulu RS ogah-ogahan kerja sama dengan BPJS, sekarang banyak yang berkeinginan bahkan antre,” tukasnya.