HOLOPIS.COM, JAKARTA – Direktur eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR), Hari Purwanto heran dengan sikap mantan Ketua KPK, Saut Situmorang Cs yang memimpin kekuatan untuk menggeruduk bekas kantornya itu untuk menentang pimpinan KPK saat ini.
Ia khawatir ada kekuatan besar yang memesan gerakan ini.
“Aneh, apakah gerakan mereka dapat bouwheer koruptor?,” kata Hari dalam keterangannya kepada Holopis.com, Senin (10/4).
Sebagai eks Ketua KPK, Hari menilai bahwa seharunya mereka mendukung gerakan keras memberantas korupsi. Bukan malah sebaliknya.
“Seperti pesanan. Gerakan itu seperti tidak organik dan bertujuan untuk mendukung pemberantasan korupsi. Ini sudah terbalik-balik tampaknya,” ujarnya.
Statemen Hari tersebut adalah respons atas rencana aksi unjuk rasa yang dipimpin oleh eks Komisioner KPK. Aksi tersebut akan dikonsentrasikan di depan gedung Merah Putih, pada hari Senin (10/4) siang nanti pukul 13.00 WIB.
“Aksi menolak #KPKDikorupsi dan Laporan Dewas oleh Koalisi Masyarakat Sipil dan eks Pimpinan KPK’. Mengundang seluruh kawan-kawan gerakan masyarakat sipil, buruh, mahasiswa, akademisi, dan tokoh” anti korupsi, untuk hadir pada aksi menolak #KPKdikorupsi dan laporan ke Dewas KPK yang akan dilaksanakan oleh Koalisi Masyarakat Sipil dari berbagai elemen termasuk mahasiswa serta eks Pimpinan KPK,” tulis Saut kepada wartawan hari ini.
Aksi unjuk rasa itu akan dilakukan di dua lokasi yang berbeda. Yakni di depan gedung Merah Putih dan ke Dewan Pengawas KPK yang ada di gedung KPK lama.
Beberapa mantan komisioner KPK akan hadir, bersama dengan beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM). Antara lain ; Saut Situmorang, Abraham Samad, Bambang Widjojanto, Deni Indrayana, IM57, ICW, YLBHI, GAK, LBH Muhammadiyah, AMAR, Themis Indonesia, Public Virtue Research Institute, Abdullah Hehamahua, Ka BEM UI (menyusul), John Muhammad, Gandjar Laksmana, Budi Santoso (eks Penasihat KPK).
Aksi unjuk rasa tersebut akan berisi tentang beberapa laporan yang diadukan kepada Dewas KPK terkait dengan Firli Bahuri. Selain soal dokumen bocor, ada juga laporan terkait Brigjen Endar Priantoro yang dicopot sebagai Direktur Penyelidikan KPK.