HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan salah satu kunci sukses untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045 mendatang.
DIkatakannya, salah satu kunci sukses tersebut yakni hilirisasi serta penerapan transformasi di sektor ekonomi ke arah teknologi yang ramah lingkungan.
“Terlebih dengan meningkatnya permintaan pasar global terhadap komoditas mineral dan produk turunannya serta pengembangan produk teknologi ramah lingkungan, Indonesia memiliki peluang besar untuk memainkan peran strategis di pasar global,” ujar Luhut dalam pernyataan resminya yang dikutip Holopis.com, Minggu (26/3).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) RI, perekonomian Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan kembali di atas 5 persen pada tahun 2022, seiring dengan meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita.
Tercatat pada tahun 2020 lalu, PDB Indonesia tercatat hanya di angka US$3.936. Namun pada tahun 2022, PDB Indonesia mengalami peningkatan hingga mencapai US$4.784.
Luhut menilai, hal tersebut mampu dicapai Indonesia karena beberapa faktor yang mendasarinya, seperti luas wilayahnya yang besar, lokasinya yang strategis, serta dilengkapi dengan sumber daya alam yang melimpah.
“Negara kita ini terletak di sepanjang jalur laut utama yang menghubungkan Asia Timur, Asia Selatan, dan Oseania, serta kaya akan cadangan mineral transisi energi sehingga potensi energi baru terbarukan tinggi,” ucap Luhut.
Berdasarkan pada data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia merupakan negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, kemudian timah kedua di dunia, bauksit keenam di dunia, tembaga ketujuh di dunia, serta memiliki 437,4 GW potensi energi baru terbarukan, yang mencakup solar, air, angin, bio energi, geothermal, dan laut.
Di tahun 2045 nanti, Indonesia berambisi menjadi negara maju dengan Produk Domestik Bruto (PDB) US$ 10,000. Untuk mencapai target tersebut, Indonesia harus mampu melakukan setidaknya lima hal. DIantaranya yakni memulihkan perekonomian di tengah berbagai tantangan global, meningkatkan efisiensi melalui digitalisasi, serta memperkuat ketahanan ekonomi melalui peningkatan dana desa.
Implementasi kebijakan hilirisasi selama ini terbukti memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia, dengan meningkatkan nilai ekspor, memberikan kontribusi terhadap PDB, memperbaiki neraca perdagangan, penyerapan tenaga kerja, mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan baru di luar Jawa untuk pemerataan pembangunan dan sebagainya.