HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar turut angkat bicara terkait adanya penolakan partisipasi Tim Nasional (Timnas) U20 Israel dalam agenda FIFA World Cup U20 di Indonesia.
Menurutnya, penolakan tersebut sah-sah saja. Dia pun menganggap penolakan Timnas Israel itu sebagai aspirasi dari masyarakat. Namun ia mengingatkan kepada pihak yang menolak untuk tidak memilih jalan kekerasan.
“Yang penting kita semua tidak memilih jalan kekerasan dalam menyikapi ini. Semua aspirasi yang disampaikan masyarakat tentunya nanti akan jadi pembahasan,” ujar Boy dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (25/3).
Boy menegaskan, bahwa aspirasi tersebut merupakan hal yang wajar, mengingat Indonesia merupakan negara demokrasi.
“Kami hanya mengajak kepada semua untuk tidak mengedepankan jalan kekerasan. Aspirasi sebagai negara demokrasi adalah wajar karena itulah hakikat kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum,” kata Boy.
Meski begitu, dia mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga amanat dunia yang mempercayakan Indonesia sebagai tuan rumah Piala dunia U-20.
“Ini berkaitan juga dengan nama baik negara. Oleh karena itu kita harus jadi tuan rumah yang baik bagi siapapun,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui, partisipasi Timnas Israel dalam Piala Dunia U20 mendapat penolakan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta beragam ormas Islam dan organisasi non-pemerintah dalam negeri.
Namun, pemerintah Indonesia akan tetap mengizinkan Timnas Israel untuk berpartisipasi dalam Piala Dunia U-20. Hal itu tercermin dari pernyataan Plt Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Muhadjir Effendy beberapa waktu lalu.
Muhadjir mengatakan, bahwa pemerintah sedang mengkaji dan mempelajari partisiasi Timnas Israel. Namun secara tersirat, ia menyatakan pemerintah tetap akan membolehkan kehadiran tim tersebut.
“Hanya memang kita juga sudah berkomitmen untuk menjadi penyelenggara, ketempatan event itu. Saya kira kita juga sepakat event ini sangat strategis untuk mengangkat harkat martabat bangsa Indonesia,” kata Muhadjir.
