HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sakit kepala mungkin terlihat sepele, namun nyatanya lebih rumit dan jarang disadari kebanyakan orang. Meski sering diartikan sederhana sebagai nyeri di bagian kepala, namun rupanya sakit kepala memiliki banyak jenis.

Jenis sakit kepala dapat dilihat dari penyebab, durasi, gejala, hingga intensitas yang bervariasi. Selain itu pengobatan untuk masing-masing jenis sakit kepala juga berbeda, simak ulasan berikut ini, agar mengetahui jenis-jenis sakit kepala serta cara penanganannya, seperti dikutip Holopis.com dari situs resmi SiloamHospitals, Kamis (23/3).

Sakit Kepala Primer

Jenis sakit kepala primer adalah, sakit kepala tanpa terdapat kelainan struktural pada jaringan otak dan jaringan di dalamnya. Terbagi menjadi beberapa macam : 

1. Migrain

Sakit kepala ini merupakan jenis yang paling umum sering dialami seseorang, tak hanya orang dewasa migrain juga dapat menyerang anak-anak. Gejala migrain bersifat sakit kepala yang berdenyut-denyut, pada satu sisi kepala mulai dari rasa sakit ringan sampai berat yang disertai mual dan muntah. Migrain dapat bertambah berat saat melakukan aktivitas fisik yang rutin, seseorang yang sedang mengalami migrain akan merasa sangat tidak nyaman dengan cahaya yang terlalu terang dan suara. Adapun gejala migrain seringkali cenderung berulang, serta berlangsung selama empat jam atau bahkan tiga lari lamanya.

2. Sakit Kepala Tegang (Tension Type Headache)

Jenis sakit kepala tegang cenderung lebih sering dialami oleh wanita dibanding pria, sakit kepala jenis ini biasanya berlangsung selama 30 menit hingga tujuh hari. Umumnya gejala yang ditimbulkan yaitu kepala terasa berat dan menekan, diseluruh bagian kepala mulai dari rasa sakit ringan sampai sedang. Hingga kini penyebabnya masih belum jelas, namun ada beberapa pemicu diantaranya adalah stres, rasa cemas, serta depresi. Dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, seperti berolahraga teratur dan mengelola stres akan membantu anda mengurangi sakit kepala tegang.

3. Sakit Kepala Cluster (Cluster Headache)

Sakit kepala jenis cluster ini biasanya jarang terjadi, dan cenderung menyerang pria pada akhir usia 20-an. Meskipun tak menutup kemungkinan bagi anak-anak maupun wanita mengalaminya, jenis ini biasanya memiliki gejala seperti sakit kepala hebat pada mata, atas mata, atau samping kepala (satu sisi), atau bahkan kombinasi ketiganya. Tak hanya itu adapun gejala lain yang dapat menyertai seperti mata merah, berair, kelopak mata turun atau bengkak, hidung tersumbat, dahi serta wajah berkeringat, pupil mengecil, bahkan kegelisahan. Umumnya sakit kepala jenis ini berlangsung selama 15 menit hingga tiga jam, dengan frekuensi serangan satu kali dalam dua hari hingga delapan serangan dalam sehari.

Sakit Kepala Sekunder

Sakit kepala sekunder dapat terjadi ketika ada gangguan pada otak atau struktur di dalamnya, terbagi dalam beberapa bagian : 

1. Infeksi

2. Trauma

3. Gangguan pembuluh darah otak dan leher

4. Peningkatan atau penurunan tekanan cairan otak

5. Peradangan non infeksi di kepala, atau tumor

6. Akibat suatu zat (pajanan, kelebihan, penurunan, atau pemberhentian suatu zat)

7. Sakit kepala pada gangguan psikiatri

8. Sakit kepala yang berhubungan dengan kepala, leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut, dan struktur wajah lainnya.

Trigeminal Neuralgia

Sakit kepala jenis ini disebabkan oleh lesi saraf otak dan nyeri saraf lainnya, biasanya nyeri seperti ini dirincikan seperti sengatan listrik singkat pada satu sisi wajah secara berulang. Nyeri yang dirasakan bisa dalam hitungan detik hingga dua menit, dengan intensitas hebat seperti sengatan listrik, menembak, menusuk, serta tajam dengan frekuensi bervariasi sebanyak 1 sampai 50 dalam satu hari.

Jangan sepelekan sakit kepala, apalagi sakit yang menyerang terus-menerus sehingga mengganggu aktivitas anda sehari-hari. Apabila gejala sakit kepala yang dirasakan semakin berat, disertai leher kaku, pandangan kabur, gangguan berbicara maupun bergerak, segera periksakan kondisi kesehatan anda ke dokter.