HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau pada tahun 2023 akan datang lebih awal dibanding sebelumnya, dimana untuk wilayah Jawa Tengah (Jateng) yakni pada bulan Mei.

Merespon hal tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng meminta masyarakat untuk bersiap menghadapi potensi kemarau panjang karena hal tersebut, yang tentu akan berdampak juga pada pasokan air bersih.

Oleh sebab itu, BPBD meminta masyarakat untuk bersiap menampung. Namun sebelum itu, pihaknya akan terus menginformasikan kepada masyarakat mengenai datangnya musim kemarau lebih awal.

“Berarti akan terjadi kemarau panjang. Dampak yang pasti terjadi pasti kekurangan air bersih, kalau sudah seperti ini, pertama warga diinformasikan dan kedua menyiapkan warga untuk menampung air, bukan berarti tidak ada hujan sama sekali ya,” kata Kepala BPBD Jateng, Bergas Catursasi dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Selasa (7/3).

Meskipun banyak, tapi Bergas tetap mengimbau masyarakat untuk menampung air hujan, serta dimanfaatkan seefisien mungkin sebagai sumber persediaan air.

“Lakukan penyaringan dan pemfilteran terhadap air yang ada dengan memberdayakan masyarakat berkaitan filterisasi air kebutuhan sehari-hari,” tandasnya.

Diberitakan Holopis.com sebelumnya, BMKG telah memprediksi musim kemarau di tahun 2023 akan datang lebih awal dari sebelumnya. Curah hujan selama musim kemarau pun berpotensi lebih kering dari pada sebelumnya.

“289 ZOM atau sejumlah 41% wilayah memasuki musim kemarau maju atau lebih awal dari normalnya,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.

Adapun musim kemarau yang awal terjadi pada bulan April mendatang, dengan cakupan wilayab meliputi Bali, NTB, NTT, sebagian besar Jawa Timur.

Sedangkan wilayah yang memasuki musim kemarau pada bulan Mei meliputi sebagian besar Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian besar Jawa Barat, sebagian besar Banten, sebagian Pulau Sumatera bagian selatan, Papua bagian selatan.

Sementara itu, tambah dia, wilayah yang baru memasuki musim kemarau pada bulan Juni meliputi Jakarta, sebagian kecil Pulau Jawa, sebagian besar Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, sebagian besar Riau, sebagian besar Sumatera Barat, sebagian Pulau Kalimantan bagian selatan, dan sebagian besar Pulau Sulawesi bagian utara.