HOLOPIS.COM, JAKARTA – Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Mohamad Guntur Romli menduga kuat bahwa pelaku perekaman kekerasan Mario Dandy Satriyo bukanlah Shane Lukas Rotua Pangondian Lumbantoruan.
“Ada yang menganalisis video rekaman, yang menunjukkan bukan Shane (SLRL) yang merekam kejadian itu,” kata Guntur Romli dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Sabtu (25/2).
Dengan menempatkan Shane sebagai perekam video, tentu bisa melepaskan jeratan kepada Agnes Gracia Haryanto dalam kasus yang membuat Cristalino David Ozora Latumahina harus koma sampai dengan saat ini di Rumah Sakit Mayapada Kuningan, Jakarta Selatan.
Guntur Romli pun mempertanyakan, apakah Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi sedang memosisikan sebagai juru bicara Agnes.
“Kok Polres Jaksel terkesan melindungi A, malah terkesan jadi Jubir A? Ada apa?,” ujarnya.
Kemudian, anggota Banser NU tersebut memperingatkan bahwa pengusutan kasus penganiayaan yang dilakukan Mario kepada David bisa diusut dengan seluas-luasnya. Pasalnya, ia menyebut bahwa mobil Jeep Rubicon milik anak Rafael Alun Trisambodo itu sempat menghilang sesaat di halaman parkir Polsek Metro Pesanggrahan.
Dimana usai kejadian perkara, mobil Jeep Rubicon milik Mario Dandy Satriyo sempat terparkir di Mapolsek Metro Pesanggrahan pada hari Senin (20/2) malam dengan plat nomor B 120 DEN. Kemudian setelah sempat hilang dari area parkir Polsek, mobil berkelir hitam itu kembali dengan plat B 2571 PBP.
“Ingat ya, mobil Rubicon itu sempat menghilang dari Polsek, terus balik lagi dengan ganti plat,” ujarnya.