HOLOPIS.COM, JAKARTA – Gempa dahsyat yang mengenai Turki dan Suriah dengan kekuatan 7.8 magnitudo, telah menghancurkan ribuan gedung di Turki. Berbagai video yang menunjukkan gedung-gedung di Turki runtuh pun mengundang banyak pertanyaan netizen.
Banyak yang mempertanyakan bagaimana kualitas gedung-gedung di Turki.
Jumlah korban tewas gempa terbaru saat ini telah mencapai angka 23.000 orang.
Para ahli mengatakan, Turki sebenarnya memiliki peraturan untuk mencegah bencana semacam itu terjadi.
Namun sayangnya, peraturan tersebut tidak dijalankan dengan ketat oleh perusahaan-perusahaan konstruksi.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Holopis.com, Sabtu (11/2), para pejabat mengatakan sebanyak 12.141 gedung di Turki telah hancur atau rusak parah.
“Karena gempa ini sangat kencang, kerusakan memang tidak mengherankan, namun bukan jenis kerusakaan yang seperti kita saksikan saat ini,” kata seorang Profesor dari Universitas Bogazici, Mustafa Erdik, dalam pernyataannya.
Menurut penjelasannya, jika sebuah gedung roboh, biasanya orang-orang yang didalam bisa bersembunyi hingga para tim penyelamat datang. Namun kali ini, gedung-gedung di Turki tersebut mengalami kerobohan layaknya pancake.
“Gedung-gedungnya hancur seperti pancake. Lantai-lantai menimpa satu sama lain,” lanjutnya.
Gedung Hancur Dikarenakan Semen Berkualitas Buruk
Menurut seorang Konsultan di Universitas Teknik Istanbul, Zihni Tekin, penyebab gedung yang hancur biasanya dikarenakan jenis semen yang memiliki kualitas rendah.
“Alasan lainnya termasuk batang baja yang terlalu tipis untuk menopang kolom, yang membatasi kekuatan bangunan,” kata Zihni.
Sebagai informasi, aturan konstruksi Turki berdasarkan peraturan dari California. Namun aturan tersebut telah direvisi sejak gempa Turki di tahun 1999. Revisi terakhir pun baru dibuat pada tahun 2018.