HOLOPIS.COM, JAKARTA – Salah satu upaya untuk meningkakan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengajar bidang komputer adalah dengan melakukan gebrakan-gebrakan yang lebih inovatif yang seusia dengan kepentingan tantangan zaman.
Salah satunya adalah bagaimana para tenaga pengajar bisa semakin cakap dalam berpikir secara komputasi atau Computational Thinking (CT) sebagai salah satu teknik penyelesaian masalah.
Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Esa Unggul yaitu Syahrizal Dwi Putra menyampaikan, bahwa konsep Computational Thinking ini sangat penting agar generasi muda Indonesia mampu bersaing di kemudian hari.
“Ini menjadi sangat penting di masa sekarang, untuk menyiapkan generasi penerus yang berdaya saing di era ekonomi digital ini,” kata Syahrizal kepada Holopis.com di SMPIT Insan Rabbani, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (18/1).
Dijelaskan Syahrizal, konsep berpikir yang diajarkan ini sebenarnya sama halnya dengan bagaimana cara komputer bekerja dalam menyelesaikan masalah yang dijalankannya.
“Kecakapan ini mengajarkan siswa bagaimana berpikir seperti cara ilmuwan komputer berpikir, untuk menyelesaikan permasalahan di dunia nyata. Dengan kata lain, Computational Thinking adalah adalah sebuah metoda pemecahan masalah dengan mengaplikasikan atau melibatkan teknik yang digunakan oleh software engineer dalam menulis program,” paparnya.
Base on Android
Lebih lanjut, Syahrizal memang sudah menyiapkan pelatihan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Dan kegiatan pelatihan itu pun merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh civitas akademika Universitas Esa Unggul.
“Pesertanya ada Kepala Sekolah dan Guru SMPIT Insan Rabbani. Materinta tentang computional thinking dan pemanfaatan aplikasi MIT App Inventor sebagai block-based programming dalam penerapan computional thinking untuk membuat aplikasi berbasis android,” papar Syahrizal.
Detailnya, kegiatan ini dilakukan dengan penyuluhan dan pelatihan dengan metode blended, dimana dilakukan terlebih dahulu secara luring kemudian dilakukan pembelajaran mandiri oleh guru secara daring dengan menggunakan video tutorial yang dipersiapkan. Setelah itu, kemudian dilanjutkan konsultasi secara luring di sekolah.
“Kegiatan ini berlangsung dari bulan September sampai Oktober 2022 lalu,” imbuhnya.