HOLOPIS.COM, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan adanya gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 7,1 yang mengguncang wilayah Laut Maluku, pada Rabu (18/1) pukul 13.06 siang tadi.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, bahwa gempa tersebut tergolong jenis gempa tektonik, dengan episenter yang terletak pada koordinat 2,80° LU ; 127,03° BT, atau tepatnya di laut pada jarak 124 kilometer (km) arah Selatan Kota Melonguane, Sulawesi Utara, dengan kedalaman 71 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah dipicu oleh deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku. Mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip),” kata Daryono dalam keterangan pers yang diterima Holopis.com, Selasa (7/1).
Meski tergolong cukup kuat, Daryono memastikan gempa berkekuatan M7,1 tersebut tidak berpotensi menimbulkan bencana tsunami.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” katanya.
Berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan oleh pihaknya hingga pukul 14.10 WIB, Daryono mencatat adanya 10 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan kekuatan magnitudo yang beragam, mulai M 3,8 sampai dengan M 5,3.
Meski begitu, Daryono mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa, periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” pungkasnya.