Dikutip Holopis.com dari Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Nasional (ORPA/LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Rabu (21/12), Solstis itu sendiri hanya fenomena astronomis biasa. Solstis berasal dari bahasa latin: Solstitium, yang terdiri dari dua kata, Sol yang bermakna Matahari dan Stitium (bentuk kerja : Sitere) yang berarti temapt berhenti, singgah atau balik. Sehingga, Solsfis dapat disepadankan dengan ‘Titik Balik Matahari’.
Solstis dapat didefinisikan sebagai peristiwa ketika Matahari berada paling utara maupun selatan ketika mengalami gerak semu tahunannya, relatif terhadap ekuator langit (perpanjangan/proyeksi khatulistiwa bumi pada bola langit). Solstis terjadi dua kali setahun yakni di bulan Juni dan bulan Desember.
Apa Penyebab Adanya Fenomena Solstis
Solstis disebabkan oleh sumbu rotasi bumi yang miring 23,44 derajat terhadap tegak lurus ekliptika (sumbu kutub utara-selatan ekliptika).Saat Bumi berotasi, juga sekaligus mengorbit matahari.
Sehingga terkadang kutub utara dan belahan bumi utara condong ke matahari. Sementara kutub selatan dan belahan bumi selatan menjauhi matahari.
Ini lah kondisi saat solstis di bulan Juni, atau disebut juga solstis Juni.
Sebaliknya, terkadang kutub Selatan dan belahan bumi selatan condong ke matahari, sementara kutub utara dan belahan bumi utara menjauhi matahari, sementara kutub utara dan belahan bumi utara menjauhi matahari, inilah kondisi saat solstis di bulan Desember, atau disebut juga solstis Desember.