HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai, apa yang disampaikan oleh Menko Kemaritiman dan Investasi (Marives) Luhut Binsar Pandjaitan tidak salah.

“Tak salah dong Pak Luhut. Daripada kita selalu dikagetkan oleh OTT lebih baik dibuat digitalisasi dalam pemerintahan agar tak ada celah korupsi,” kata Mahfud MD dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (20/12).

Ketimbang fokus pada operasi tangkap tangan (OTT) yang seperti menjadi primadona kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Mahfud menekankan bahwa alangkah lebih baik difokuskan lagi konsentrasinya terhadap upaya penutupan semua celah korupsi di semua lini.

“Kan memang begitu arahnya. Itulah sebabnya Pemerintah, antara lain, pernah mengajukan RUU Pembatasan Transaksi Dengan Uang Tunai, maksudnya agar transaksi tak bisa memberi celah pada korupsi,” ujarnya.

Untuk merealisasikan harapan besar itu, Mahfud MD menerangkan bahwa pemerintah tengah menyiapkan Peraturan Presiden tentang sistem pemerintahan yang berbasis dengan teknologi elektronika.

“Saat ini kita juga sedang menunggu Perpres tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Pekan ini Men-PANRB sudah mengirimkan draf SPBE kepada Presiden untuk ditandatangani sebagai bagian dari upaya penyelenggaraan pemerintahan secara digital agar tak mudah untuk berkorupsi,” jelasnya.

Dengan penjelasan demikian, Mahfud MD menilai apa yang disampaikan oleh Luhut pun tidak salah.

“Jadi Pak Luhut benar. Apanya yang salah?,” pungkasnya.

Sekedar diketahui Sobat Holopis, bahwa Menko Marves dikabarkan telah menyalahkan KPK atas berbagai operasi tangkap tangan (OTT) yang sering mereka lakukan. Menurut Luhut, konsep OTT tersebut tidak sesuai dengan Indonesia karena justru membuat citra Indonesia menjadi jelek di dunia luar.

“Kita nggak usah bicara tinggi-tinggilah. OTT-OTT ini kan nggak bagus sebenarnya. Buat negeri ini jelek banget. Tapi kalau kita digital life, siapa yang mau melawan kita,” kata Luhut dalam pernyataannya, Selasa (20/12).

Padahal, selama ini Luhut mengklaim bahwa dirinya selalu menerima pujian bahwa Indonesia sukses menyelenggarakan KTT G20 di Bali pada November lalu.

“Saya baru dari London kemarin Bapak/Ibu. Setelah KTT G20 untuk menindaklanjuti itu. Semua orang memuji kita. Saya sampai diundang bicara live di Bloomberg TV,” tukasnya.

Menurut Luhut, dengan kondisi yang belum serba digital saat ini, sebenarnya masih wajar jika terjadi sedikit kesalahan yang dilakukan dan terkesan koruptif.

“Jadi kalau kita mau bekerja dengan hati, ya kalau hidup-hidup sedikit bolehlah, kita kalau mau bersih-bersih amat di surgalah kau,” tegasnya.