HOLOPIS.COM, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sampai saat ini masih enggan untuk menahan Gubernur Papua, Lukas Enembe yang sudah menjadi tersangka sejak beberapa tahun lalu.
Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata beralasan, penahanan kader partai Demokrat itu dapat memicu konflik yang semakin meluas.
“Kita sebetulnya kalau main paksa gitu, mungkin bisa. Tapi dampak terhadap masyarakat di sana mesti kita perhitungkan juga dong. Nanti kalau terjadi konflik horizontal, kan kita khawatir juga,” kata Alex dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (21/12).
Alex kemudian juga berdalih, tersangka kasus dugaan tindak pidana suap dan gratifikasi terkait APBD Papua itu saat ini masih beralasan dalam kondisi sakit.
Terlebih, ketika tim KPK datang ke Papua, Alex mengklaim ada pendukung Lukas Enembe yang berjaga di sekitar kediaman Lukas Enembe dengan membawa senjata tajam berapa panah.
“Kemarin waktu kita lakukan pemeriksaan di rumahnya aja kan pendukungnya masih banyak di situ, bawa panah dan sebagainya,” klaimnya.
Sebagai strateginya, Alex pun menyatakan bahwa sebaiknya Lukas Enembe sebaiknya menerima untuk ditahan baru kemudian bisa menjalani pengobatan di Singapura.
“Nanti berdasarkan rekomendasi dari dokter RSPAD, kalau memang yang bersangkutan perlu ditindak ke Singapura, pasti akan kami fasilitasi, tapi statusnya jelas bahwa yang bersangkutan itu kita tahan,” ujarnya.